Opini
Opini: Memperingati 70 Tahun Diundangkannya Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai
Multi-polaritas di dunia semakin berkembang, termasuk meningkatnya kekuatan Tiongkok dan Indonesia secara keseluruhan sebagai negara berkembang.
Hal ini menyerukan percepatan implementasi agenda PBB 2030 untuk mendukung agenda pembangunan dalam membangun komunitas pembangunan masa depan umat manusia.
Inisiatif keamanan global menganut konsep keamanan bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan, menghormati kedaulatan dan integritas wilayah seluruh negara, menjunjung tinggi peran setral PBB dalam tata kelola keamanan, menanggapi permasalahan keamanan semua negara dengan serius, dan menyelesaikan perbedaan dan perselisihan antar negara secara damai melalui dialog dan konsultasi, menjaga keamanan baik di bidang tradisional maupun non-tradisional;
Menjunjung tinggi musyawarah untuk menghindari konfrontasi, mengutamakan kemitraan daripada koalisi, mengupayakan kerja sama saling menguntungkan dan menentang permainan zero-sum, serta bekerja sama untuk membangun komunitas keamanan manusia.
Inisiatif peradaban global menganjurkan untuk menghormati keragaman peradaban dunia, memajukan nilai-nilai bersama seluruh umat manusia, berinovasi dan menjunjung tinggi warisan peradaban, memperkuat pertukaran dan kerja sama masyarakat dan budaya berbagai negara, mendorong hidup berdampingan, saling menguntungkan, saling terbuka dan inklusif, saling memahami dan belajar keanekaragaman peradaban masing-masing negara, dan bersama dalam membangun komunitas peradaban manusia.
Tiongkok dan Indonesia sama-sama adalah negara berkembang dan perekonimian pasar berkembang (emerging market economy) yang penting, Kedua belah pihak memiliki persahabatan tradisional yang erat, konsep pembangunan yang konsisten dan memiliki kepentingan bersama yang sangat luas.
Secara historis, kedua negara telah bertemu untuk mencapai masa depan yang cerah, bergerak maju bersama-sama, dan dengan tegas mendukung dan menjunjung “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai”.
Di era baru, kedua belah pihak berjalan beriringan dan menjalin pengertian satu sama lain, bekerja sama dengan tulus, dan memimpin dalam membuka babak baru dalam membangun komunitas dengan masa depan bersama senasib sepenanggungan.
Pada tahun 2022, pada saat pertemuan di Bali, Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo mencapai kesepahaman penting mengenai pembentukan bersama komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia.
Pada tahun 2023, kedua negara sepakat untuk mengeluarkan pernyataan bahwa kedua negara bertekad untuk mengadvokasi “Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai” yaitu persatuan, persahabatan, dan kerja sama yang berlandaskan semangat Bandung (KAA), serta mendorong pembentukan hubungan internasional modern yang mengedepankan rasa saling menghormati, keadilan, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
Pada tahun 2024, Presiden Xi Jinping mengadakan pembicaraan dengan Presiden terpilih Indonesia, Prabowo, dan setuju untuk terus mendorong pembangunan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia di masa depan dengan pengaruh regional dan global, dan untuk bekerja sama dengan politikus tingkat tinggi, rasa saling percaya dan pembangunan bermutu tinggi yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat dunia, memberikan contoh kepada negara-negara berkembang lainnya, bermaanfaat bagi negara-negara berkembang, pembangunan bersama saling menguntungkan dan pelopor kerja sama Selatan-Selatan.
Belum lama ini, saya mendapat kehormatan menjabat sebagai Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar.
Saya senang melihat bahwa di bawah kepemimpinan strategis komprehensif kedua Kepala Negara, hubungan persahabatan antara berbagai daerah di Tiongkok dan tiga provinsi di wilayah konsuler Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur memiliki ruang lingkup dan landasan politik yang kuat dan luas.
Kedua belah pihak memiliki lebih banyak kesempatan untuk melakukan pertukaran personel, kerja sama di bidang pariwisata, pendidikan, kebudayaan, energi dan bidang lainnya terus ditingkatkan, terdapat banyak potensi besar untuk melakukan kerja sama dan investasi, misalnya di bidang pertanian, perikanan, pertambangan, penelitian ilmiah dan bidang lainnya.
Belum lama ini, pertemuan keempat Mekanisme Dialog dan Kerja Sama Tingkat Tinggi Tiongkok-Indonesia diadakan di Kota Labuan Bajo, Provinsi NTT.
Dengan fokus pada misi utama untuk terus mempromosikan komunitas senasib sepenanggungan Tiongkok-Indonesia, kedua belah pihak bertukar pikiran dan berdiskusi secara mendalam membahas mengenai kerja sama praktis kedua negara di berbagai bidang pada tahap selanjutnya sampai pada kesepakatan bersama.
Opini: Urgensi Langkah dan Kebijakan Strategis untuk Akselerasi Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Opini: Manajemen Risiko sebagai Fondasi Kampus Berdampak di Nusa Tenggara Timur |
![]() |
---|
Opini: Demokrasi Kita, Cermin Cara Kita Dididik |
![]() |
---|
Opini - Krisis Etika dan Substansi di Panggung Politik Indonesia |
![]() |
---|
Opini: Guru Sepanjang Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.