Timor Leste

Petani Timor Leste Ikut Pelatihan Perilisan Benih Jagung Hibrida yang Digelar BRIN

Program pelatihan tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Timor Leste dengan Pemerintah Indonesia melalui BRIN dan Kemensetneg.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-BRIN
Pelatihan perilisan benih jagung hibrida oleh BRIN 

POS-KUPANG.COM, MALANG - Petani asal negara Republik Demokratik TImor Leste (RDTL) ikut ambil bagian menjadi peserta pelatihan perilisan benih jagung hibrida yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Program pelatihan tersebut merupakan kerja sama antara Pemerintah Timor Leste dengan Pemerintah Indonesia melalui BRIN dan Kemensetneg.

Pelatihan yang berlangsung di Malang jawa Timur pada 3-9 Juni 2024 ini diikuti oleh 8 peserta, 3 peserta berasal dari Indonesia dan 5 peserta berasal dari Timor Leste.

Baca juga: Sulap Lahan Tidur Jadi Produktif, Warga Pesisir Sumba Timur Panen Jagung Hibrida

Mewakili Kepala Biro Kerja sama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, Koordinator Kelompok Kerja, Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular, Ida Ayu Yulie Primashanti menyampaikan bahwa program pelatihan ini merupakan kerja sama antara pemerintah kedua negara.

“Program ini merupakan contoh praktik terbaik dalam kemitraan multi-pihak yang melibatkan pemulia benih jagung yang berasal dari lembaga pemerintah, sektor swasta, atau petani pemulia mandiri. Diharapkan bahwa pelatihan ini dapat meneruskan kapasitas/keahlian BRIN kepada peneliti lainnya baik dari Indonesia maupun negara lain,” tuturnya.

Primashanti menjelaskan, BRIN akan melaksanakan program ini secara klasik di dalam kelas dan sesi praktik.

“Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan membentuk sikap yang diperlukan oleh peserta untuk melepaskan varietas jagung hibrida menggunakan teknologi dan inovasi BRIN,” terangnya.

BRIN mempunyai pengalaman dalam memberikan pelatihan, salah satunya mengenai bidang tanaman pangan, khususnya dalam pelatihan

Keunggulan SDM dan fasilitas serta pengalaman dalam menyelenggarakan pelatihan yang dimiliki BRIN, memungkinkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan negara lain yang ingin mempelajari perilisan jagung hibrida.

Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN Sasa Sofyan Munawar menyebutkan, hingga tahun 2024, BRIN memiliki program untuk merilis 5 (lima) varietas jagung jagung hibrida.

Kegiatan riset jagung dilakukan oleh Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (OR PP) pada Pusat Riset Tanaman Pangan (PR TP), yang dilaksanakan oleh Kelompok Peneliti Perakitan Varietas Jagung (Maize Breeding).

“Proses hilirisasi perilisan dan produksi benih varietas jagung hibrida BRIN melibatkan SDM yang andal, bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional,” ungkapnya saat membuka Pelatihan Perilisan Benih Jagung Hibrida, Senin (3/6) di Malang.

Sasa menyebutkan, jagung adalah tanaman pangan penting dan merupakan komoditas pangan kedua yang dibudidayakan di Indonesia setelah padi. Selain itu, jagung juga merupakan komponen utama dalam pakan ternak dan industri lainnya, seperti bahan baku pembuatan bioetanol.

Saat ini, jagung mulai berkembang sebagai makanan fungsional, karena mengandung serat pangan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa jagung memainkan peran besar dalam masyarakat Indonesia, baik dalam industri pangan, pakan ternak, maupun industri lainnya.

“Karena itu, BRIN merancang Pelatihan Perilisan Benih Jagung Hibrida untuk mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi SDM Iptek dalam melepaskan varietas jagung hibrida,” ujar Sasa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved