Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Jumat 14 Juni 2024, Berusahalah untuk Tidak Kuatir
bereaksi terhadap persoalan itu. Lagi menurut Lembo, pikiran kita yang juga mengontrol tabiar kita, kebiasaan kita, perasaan kita.
Apa maksud ini semua? maksudnya ialah jika burung di udara dan rumput di ladang yang memiliki waktu hidup sangat terbatas saja oleh Allah didandani, masakan kita (para murid) yang adalah gambar Allah, yang juga dipanggil oleh Allah untuk menjalani maksud-maksud Allah, diabaikan dalam pemeliharaan Allah.
Dengan perkataan lain, manusia diciptakan dalam maksud yang lebih mulia, dipanggil menjadi mitra kerja Allah. Pada manusia ada potensi baik untuk mengembangkan diri, pada manusia ada akal budi yang Allah karuniakan, dan pada manusia ada pekerjaan/tanggung jawab. Sebab itu, hal kekuatiran jangan menjadi terbesar melebihi iman manusia dalam memandang kehidupan ini.
Dalam nasihat ini, Tuhan Yesus menghubungkan hal kekuatiran sebagai bentuk dari sikap hidup orang yang tidak percaya, sikap hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah (ayat32). Bukankah para murid mengenal Allah di dalam Yesus? Hal praktis yang tersampaikan deari Yesus ini yakni ketika kekuatiran itu melanda pikiran kita, maka serahkanlah kekuatiran itu masuk dalam pikiran Tuhan.
Curahkanlah kepada Allah melalui doa dan percaya bahwa di dalam Tuhan semua ada masanya. Nasihat Tuhan Yesus ini jangan juga disalah artikan bahwa kita diminta untuk malas tahu, malas bekerja, yang penting beroa saja. Tidak demikian. Perhatikan apa yang Tuhan Yesus sampaikan lagi!. “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan ditambahkan kepadamu.”
Nasihat ini mengartikan tentang ajakan Tuhan Yesus kepada para murid untuk fokos kepada apa yang menjadi utama dari tujuan hidup para murid saat itu, yakni mereka sudah dipanggil untuk menjalankan pekerjaan pelayanan. Tekuni panggilan pekerjaan mereka sebagai pelayan yang terus mennyampaikan kebenaran Allah. Segala berkat akan terpenuhkan asalkan kita fokos uatamakan apa yang mejadi kehendak Allah lewat panggilan kerja kita.
Allah sanggup memberikan apa yang kita perlu asalkan kita sadari apa yang mesti kita cari dalam karya-karya hidup kita. Bila yang kita cari adalah kepuasan diri, maka pikiran kita tidak akan pernah puas. Tetapi bila yang kita cari lewat karya hidup kita adalah mencari kehendak Allah dengan segala kebenaran-Nya, maka segala yang kita gumuli pasti juga akan ditambahkan di dalam kita.
Pada akhir dari bacaan ini, Tuhan Yesus menasihati para murid untuk memiliki pikiran yang jernih dan rileks.Pemikiran yang bersifat proporsional, artinya memiliki keseimbangan di setiap hari. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berkata: “ Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (ayat 34).
Maksudnya ialah semua yang kita jalani ini ada masanya. Seperti yang pernah dikatakan juga oleh kitab pengkhotbah: untuk segala sesuatu ada waktunya. Segala pekerjaan yang diberikan Allah kepada manusia ada waktunya. Termasuk masa-masa sulit pasti akan memiliki masa akhir. Oleh karena itu, kita aminkan nasihat Tuhan Yesus dalam kita bekerja dan berkarya, menjalani hidup kita.
Kita diajak untuk mengelolah pikiran kita terhadap hal kekuatiran. Sebisa mungkin berusahalah untuk tidak kuatir jika kekuatiran itu ternyata tidak berdampak guna bagi kinerja hidup kita. Janganlah kekuatiran itu dibawa berhari-hari, jangan dibawa dalam pikiran kemana-mana.
Taruhlah iman dalam hati yang mengubah pikiran kita bahwa masa sulit hanyalah sebuah musim yang akan berlalu tetapi kasih pemeliharaan Tuhan tidak pernah berlalu dari pada kita. Tuhan peduli dan tahu kebutuhan kita. Jika kita sedang melewati masa-masa sukar saat ini, biarlah nasihat Firman Tuhan ini memberkati kita. Amin. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.