Cerpen

Cerpen: Perempuan Buku Reborn

Kembali ke Jakarta setelah hampir satu dekade menjauh bagai dream comes true. Semua berubah. Penampilan berubah. Pergaulannya lebih selektif.

|
Editor: Dion DB Putra
fizkes
Ilustrasi. 

Awalnya menawarkan tempat yang selalu mereka kunjungi setiap kali Aurora ke Jakarta namun ditolak dengan alas an ingin suasana yang baru saja.

Tempat kopi dengan hidangan khas Indonesia yang berada di dalam gedung tua dengan arsitektur peninggalan Belanda yang masih tertata di pusat Ibukota menjadi alternatif yang baik.

Jaraknya cuma selemparan batu dari Istana Negara yang sejarahnya dulu menjadi tempat penting sejarah perkembangan dagang VOC di Batavia.

Sepakat jumpa sesudah sholat Ashar namun Alkemis tiba lebih dulu lalu memilih tempat di Lantai Dua yang sepi agar lebih santai bercerita tanpa ada yang ganggu. Efek lama tak jumpa biar cairkan rindu yang membatu.

Sambil menunggu Aurora yang terjebak macet, Alkemis meneruskan membaca novel Gunung Kelima karya sastrawan besar Brasil Paulo Coelho yang bercerita tentang semangat Elya yang pantang menyerah membangun kembali Kota Akbar yang luluhlanta diserang oleh tentara Suku Asyur.

Juga romantisme Elya yang jatuh cinta pada seorang wanita sangat berjasa dalam pengembaraannya. Sayang cinta mereka pupus karena kematian akibat perang.

Elya yang dalam Biblis diyakini sebagai Nabi setia menjaga cinta sang kekasih dengan terus mendidik dan membesarkan anak yang ditinggalkan si perempuan sekalipun bukan darah dagingnya sampai akhirnya menjadi Gubernur Kota Akbar.

Rasa cinta terkadang mengalahkan semua rintangan dan membobol semua penghalang.

Setelah lama menunggu Aurora tiba dan langsung mendekati Alkemis. Dia menyapa dengan riang seolah-olah relasi mereka baik baik saja.

Sesaat Alkemis tertegun memandang tampilan sang kekasih yang elegan dengan pilihan fashion yang tertata. Jauh berbeda dengan perempuan yang dijumpai pertama kali.

Mengenakan bleser potongan lengan ketat serta sneakers mahal terlihat sungguh-sungguh ingin menunjukan dirinya berbeda dihadapan Alkemis. Very beautiful.

Alkemis berdiri mendekat menyodorkan tangan, saling berpandangan, lalu memeluk mesra. Aurora memilih duduk berhadapan dengan dipisahkan meja yang tidak terlalu lebar memungkinan tangan keduanya bisa saling bersentuhan.

Meski tampak ragu boleh jadi karena lama tak jumpa, putus komunikasi namun masing-masing mencoba saling memberi pujian diawal perjumpaan sehingga suasana menjadi cepat cair dan hangat.

Aurora pun bercerita tentang kesibukannya bersama sahabat yang sudah lama kenalan dan mengajaknya ke Singapura melihat peluang bisnis hiburan yang sedang digandrungi Gen Z.

Mereka ingin set up usaha dengan mengadopsi yang lagi booming negaranya Lee Kuan Yew.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved