Berita NTT

Warga Sabu Raijua Mengadu ke Ombudsman NTT, Harga BBM Eceran Capai Rp 35 Ribu Per Botol

BBM jenis Pertalite yang dijual eceran dipatok dengan harga tak wajar. Per botol dijual dengan harga hingga Rp 35.000. 

|
Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-
Kendaraan yang masih mengular di SPBU Metina, Kamis, 16 Mei 2024 lalu. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Warga Sabu Raijua mengadu ke Ombudsman NTT soal harga bahan bakar minyak atau BBM yang mencekik leher di wilayah itu. 

BBM jenis Pertalite yang dijual eceran dipatok dengan harga tak wajar. Per botol dijual dengan harga hingga Rp 35.000. 

Keluhan soal harga BBM itu diungkapkan Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton. 

Baca juga: Pengecer BBM Ilegal Marak di Sabu Raijua

"Warga di Kabupaten Sabu Raijua terpaksa memberi Pertalite di pengecer yang dijual berkisar Rp 30.000 sampai 35.000 (per botol)," kata Darius dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/6/2024).

Salah satu sebab, kata Darius, lantaran antrean yang mengular di dua Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di wilayah itu. Kondisi itu pun diakui telah berlangsung beberapa minggu terakhir.

Warga juga mengeluhkan adanya pembelian Pertalite oleh mobil pikap tidak sesuai aturan sehingga mobil yang sama disebut bisa bolak-balik ke SPBU dan mengisi Pertalite berkali-kali untuk dijual kembali.

"Sebagaimana yang pernah kami sampaikan sebelumnya bahwa BBM bersubsidi seperti solar dan Pertalite tidak untuk diperjualbelikan," kata dia.

Sehingga, tidak dibenarkan BBM subsidi dijual bebas di pinggir jalan oleh para pengecer, apalagi dengan harga yang mencekik. Menurutnya, harga yang tak sesuai ini akan memicu kenaikan harga barang lain.

"Untuk itu kami minta Pemkab Sabu Raijua agar menertibkan jual beli BBM bersubsidi dengan harga melambung tersebut. Jangan sampai Pemda membiarkan warga membeli BBM dengan harga yang jauh di atas harga BBM per liter," tegasnya.

Untuk memastikan ketersediaan stok, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Cabang Kupang guna menyampaikan keluhan warga Sabu Raijua.

"Kepada kami, PT Pertamina cabang Kupang menyampaikan bahwa saat ini stok BBM di Sabu Raijua tersedia hingga 10 hari ke depan. Demikian pula laporan stok harian dari 2 SPBU di Sabu Raijua juga menyampaikan stok masih tersedia. SPBU dibuka hingga sore hari," kata dia.

Sehingga masalah di Sabu Raijua bukanlah stok BBM habis namun antrean terlalu panjang sehingga warga memilih membeli di pengecer.

"Meski demikian kepada Pertamina kami menegaskan bahwa pada prinsipnya BBM bersubsidi dilarang untuk diperjualbelikan karena itu wajib ditertibkan karena merupakan pelanggaran dan agar tidak menimbulkan kegaduhan," ujarnya.

Untuk memastikan penegakan hukum terkait soal ini, Ombudsman juga telah berkoordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua guna mengecek kebenaran keluhan masyarakat dimaksud.

Jika benar demikian, satgas BBM Sabu Raijua diminta menindak tegas para penimbun atau pemilik kendaraan yang mengisi BBM bersubsidi berkali-kali dalam sehari dengan maksud untuk dijual.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved