Opini
Opini: Urgensi Pembelajaran Bahasa Berbasis Etnopedagogi
Pengalaman budaya tentang kemanusiaan tidak lagi menarik untuk digauli. Tidak pentingkah kita kembali ke tanah asal?
Konsep etnopedagogi memiliki akar yang kuat dalam tradisi pendidikan berbagai budaya di seluruh dunia.
Sebelum pendidikan formal menjadi norma, masyarakat telah mengembangkan metode pengajaran yang berakar pada budaya dan tradisi mereka sendiri.
Salah satu contoh awal etnopedagogi dapat ditemukan dalam tradisi pendidikan masyarakat adat di Amerika Utara, anak-anak diajarkan tentang hubungan dengan alam, keterampilan bertahan hidup, seni, dan tradisi leluhur melalui metode seperti cerita rakyat, upacara, dan pengalaman langsung di lingkungan sekitar.
Meskipun etnopedagogi telah dipraktikkan secara luas oleh masyarakat adat di seluruh dunia, konsep ini baru mulai dieksplorasi secara akademis pada abad ke-20.
Para tokoh seperti Paulo Freire, pendidik dari Brasil, mempelopori pendekatan yang berpusat pada pengalaman hidup dan budaya peserta didik.
Etnopedagogi didasarkan pada sejumlah prinsip utama yang membedakannya dari pendekatan pendidikan lainnya.
Prinsip tersebut di antaranya menghargai keberagaman budaya yang memiliki nilai-nilai, pengetahuan, dan praktik yang unik dan berharga; menekankan pentingnya kontekstualitas dalam proses pembelajaran; menekankan pentingnya pembelajaran eksperiential di mana peserta didik tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga terlibat dalam
praktik nyata, observasi, dan partisipasi dalam kegiatan budaya yang relevan; memperkuat identitas budaya peserta didik dan membantu mereka menghargai warisan budaya mereka.
Dengan mengintegrasikan pengetahuan dan praktik budaya ke dalam pembelajaran, etnopedagogi membantu peserta didik membangun rasa percaya diri dan harga diri dalam identitas budaya mereka. Prinsip ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, relevan, dan bermakna bagi peserta didik dari berbagai latar belakang budaya.
Etnopedagogi, sebagaimana dijelaskan Renée Mauborgne, profesor di INSEAD, Prancis, dalam karyanya “Blue Ocean Strategy” (2005), menekankan pentingnya menegakkan dan menghargai identitas budaya seseorang untuk membangun lingkungan belajar inklusif yang kondusif untuk pengembangan holistik setiap individu. Konsep ini menggarisbawahi peran mendasar budaya.
Diakui secara luas bahwa budaya yang beragam mencakup permadani adat istiadat yang kaya yang terkait dengan prinsip-prinsip yang dipegang secara mendalam.
Etnopedagogi mengacu pada kearifan lokal sebagai seperangkat keterampilan, kecakapan khusus yang diaplikasikan serta diberdayakan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat serta mendorong inovasi.
Kearifan lokal memuat konsep-konsep lokal yang bijaksana, tertanam dalam etos masyarakat, menekankan perlunya pelestarian untuk masyarakat yang harmonis dan makmur.
Pembelajaran Bahasa berbasis Etnopedagogi
Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya.
Pernyataan ini dapat dimaknai sebagai peringatan keras bahwa tidak ada alasan bagi pendidik untuk tidak memasukan aspek kebudayaan dalam pembelajaran, misalnya alasan tidak ada keterhubungan mata pelajaran dengan budaya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.