Breaking News

Wawancara Eksklusif

Wawancara Ekslusif Bakal Cawalkot Kupang Bildad Thonak: Jual Ide dan Gagasan, Anak Muda Bisa Maju

Anak muda itu menjual ide dan gagasan mengenai pembangunan kota dibawa kemana. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Bakal Calon Wali Kota Kupang Bildad Thonak (kanan) berbicara dalam Pos Kupang Podcast "Anak Muda dalam Pusaran Politik Kota Kupang" yang dipandu Host Jurnalis Ryan Nong. 

Terkait dengan teman-teman pengacara, namanya kita berdinamika pasti ada warna-warna berbeda, tapi lebih besar teman-teman itu kemudian memberikan ucapan terima kasih bahwa saya hadir hari ini mengangkat profesi ini dalam konteks dunia politik.

Sehingga ini menurut saya, pantas saya syukuri bahwa profesi hari ini diperhatikan. Saya tidak tahu di Pilkada yang akan datang, lirikan elit politik itu tidak hanya kepada teman-teman politisi, atau pemimpin publik dalam birokrasi yang mau pensiun, tapi kita juga mungkin sebagai salah satu alternatif. Karena profesi ini, cukup seksi ketika diuji dalam ruang publik dan politik. 


Saya ingat ada beberapa pengacara juga melakukan pendaftaran di Pilkada Malaka, Beli, TTS. Apakah itu semacam gerakan atau bagaimana? 

Pada intinya kita ini rekan seprofesi, sering duduk bercerita, berdiskusi, kemudian kita mendapatkan ide dan gagasan sebagaimana tadi saya sampaikan bahwa pengacara atau lawyer ini sebenarnya bisa ketika diuji dalam ruang politik, dan dia punya ruang terbuka ketika diuji dalam ruang politik.

Maka kia bersepakat hari ini untuk merubah mindset masyarakat dan para elit partai mungkin bahwa profesi ini perlu diberi ruang lebih.

Maka kita bersepakat untuk teman-teman mendaftar seperti di TTS seperti Pak Amos Lafu, ada Pak Sius Taek yang mendaftar di Malaka, dan Robert Salukh juga mungkin lagi mempersiapkan di TTU atau Pak Obet Djami yang mendaftar di Sabu Raijua. Ini menjadi inspirasi baru bahwa profesi ini sebenarnya seksi juga. Kalau kita yang berbicara sebagai orang hukum maka kita memahami itu. 

Minta maaf saya tidak mendiskreditkan teman-teman penegak hukum yang lain, tapi kita ini punya kemampuan, karena kita ini lawyer atau seorang pengacara karena kita punya kemampuan yang baik di hukum pidana. Karena, kita harus membela orang ketika terjadi persoalan pidana. Kalau penegak hukum yang lain, saya pikir sudah dibagi tugas dan kewenangannya. 

Kalau teman-teman kejaksaan mungkin di pidana, polisi di korupsi pun demikian, hakim juga mungkin hakim pengadilan negeri yang menguji soal pidana dan perdata, tapi tidak bisa menguji persoalan administrasi karena bagian dari pengadilan Tata Usaha Negara atau Mahkamah Konstitusi. Tapi kami bisa masuk dan menerobos semua praktek peradilan atau semua lokomotif hukum yang ada. Itu keunggulan kami sehingga kami cukup memahami dinamika hukum yang ada. 


Kita mencontoh Amerika. Lalu bagaimana Anda meyakinkan publik bahwa praktisi hukum di sini juga bisa seperti di Amerika? 

Cara meyakinkan adalah saya harus lebih banyak tampil ke publik, dalam ruang diskusi yang tidak saja sempit, tapi seperti yang diundang POS-KUPANG.COM, itu sesuatu yang menarik kemudian bisa menginspirasi banyak orang diluar atau teman-teman profesi maupun kelompok-kelompok lain. 

Saya juga datang ke kegiatan kemahasiswaan untuk menyampaikan bahwa profesi ini adalah profesi yang baik. Profesi yang kemudian bisa diuji dalam ruang publik yang lain dan diuji dalam ruang politik. Maksudnya, saya melakukan berbagai hal untuk mendorong lokomotif pengacara masuk ke dalam ruang politik. 

 

Punya visi yang luar biasa untuk profesi, untuk anak-anak muda. Bagaimana itu di bangun? 

Mungkin karena kita terlahir dari keterbatasan, saya datang dari Camplong, dibawa kaki gunung Fatuleu. Murni kita orang dari kampung sana. Mungkin karena keterbatasan itu sehingga melihat sesuatu lebih jernih. Karena kita berjuang, untuk sukses itu bukan sesuatu yang gampang. 

Sehingga kita tidak mungkin akan berhenti, kita akan menerobos berbagai macam dekat yang ada ditengah masyarakat untuk memberikan warna yang baru dalam dunia politik hari ini.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved