Berita NTT
Ketua LPA NTT Sebut Peran Perempuan Penting Dalam Upaya Pencegahan Stunting
Veronika Ata mengatakan, peran seorang perempuan juga harus mampu mengatur keuangan keluarga agar bisa berjalan baik.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
Terdapat dua kelompok besar yang menjadi faktor penyebab terjadinya stunting, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yang dimaksud adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan.
Faktor langsung ini berhubungan dengan ketahanan pangan bergizi, lingkungan sosial yang terkait dengan praktek pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan).
Akses terhadap layanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan).
Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status Kesehatan ibu dan anak. Sedangkan faktor tidak langsung berhubungan dengan berbagai faktor, antara lain kesenjangan ekonomi, pendapatan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, pembangunan.dan pemberdayaan perempuan.
Masalah kesetaraan gender tersirat di dalam faktor langsung maupun tidak langsung. Stunting dapat dicegah jika kesetaraan gender terwujud. Kesenjangan gender dalam keluarga sering kali mempengaruhi kualitas kesehatan perempuan, tak terkecuali pada ibu hamil.
Sebagian masyarakat masih menganggap kesehatan ibu hamil menjadi tanggung jawab perempuan, begitu pula kesehatan bayi dan pemenuhan gizi balita menjadi urusan perempuan saja.
Dalam pola pengasuhan anak hanya pada perempuan, yang tidak sedikit telah memberikan beban berlebih bagi perempuan, Pengasuhan seharusnya menjadi urusan keluarga, baik laki-laki dan perempuan, sehingga terdapat kemitrasejajaran di antara keduanya.
Baca juga: Ketua LPA NTT : Kita Harus Memutus Mata Rantai Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Pengasuhan yang tidak dibiasakan untuk berbagi, akan menimbulkan kesenjangan pemahaman pada kelompok laki-laki dalam perannya meningkatkan gizi keluarga, pola pengasuhan serta bagaimana menciptakan suasana kondusif keluarga baik secara psikologis maupun lingkungan fisik.
Dilihat dari pengaruh ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender pada angka stunting, maka kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan dalam memerangi stunting menjadi suatu unsur penting yang perlu dikuatkan.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan menambah pengetahuan keluarga pasangan usia subur diutamakan keluarga beresiko stunting, Calon Pengantin, Ibu Hamil terutama ibu hamil kurang energy kronis (KEK); tentang pentingnya pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan ketahanan keluarga.
Kemudian, kata dia, meningkatkan kualitas keluarga melalui peningkatan pengetahuan dalam dimensi ketahanan keluarga yaitu dimensi legalitas struktur, ketahanan fisik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosiopsikologi dan ketahanan sosial budaya terutama dalam upaya pencegahan stunting.
"Kegiatan berlangsung 20-22 Mei 2024 pada 3 kelurahan yang belum pernah mendapat Sosialisasi Ketahanan Keluarga Untuk Mencegah Stunting, yaitu Kelurahan Penfui, Kelurahan Kolhua dan Kelurahan Tuak Daun Merah," ujarnya. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.