Liputan Khusus
News Analisis Penetapan Bacagub NTT di Golkar, Ray Rangkuti: Bukan Ujug-ujug
Oleh karena itu harus tetap ada proses penjaringan untuk memastikan bahwa ada proses yang berlangsung secara demokratik.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pengamat politik nasional Ray Rangkuti memberi analisa soal pendaftaran bakal calon Gubernur NTT dan Wakil Gubernur NTT:
Saya lihat dari apa manfaat dari keterbukaan pencalonan itu. Setidaknya ada tiga yaitu pertama adalah memenuhi ketentuan undang-undang. Dalam undang-undang adalah cara demokratis
Oleh karena itu harus tetap ada proses penjaringan untuk memastikan bahwa ada proses yang berlangsung secara demokratis.
Kedua adalah memberi kesempatan ke Partai Golkar untuk mendapatkan calon kepala daerah yang lebih kompetitif. Sehingga kalau orang mendaftar, akan kelihatan calon-calon yang lumayan kompetitif di Pilkada dan lainnya.
Baca juga: Lipsus - Laka Lena "Tutup Pintu" Golkar, Sebastian Salang Meradang
Ketiga, ini merupakan bagian dari promosi Golkar kepada masyarakat. Dengan dia membuka pendaftaran, artinya dia mendekatkan diri kepada masyarakat.
Itu penting supaya masyarakat merasa calon pemimpin mereka itu bukan yang ujug-ujug, kira-kira begitu. Bukan seorang yang tiba-tiba ada, dengan segala proses.
Dengan tiga pertimbangan ini saya mendorong supaya Partai Golkar membuka seluas-luasnya kemungkinan pendaftaran bagi calon kepala daerah untuk yang akan diusung oleh Partai Golkar nantinya.
Saya melihat bisa jadi Partai Golkar akan membuka pendaftaran. Kalau kita lihat ketentuan sekarang ini, penentuan akhir siapa yang jadi calon kepala daerah itu ada di DPP. Bukan lagi seperti dulu, ketua DPW, DPC berhak mengajukan. Tidak bisa lagi, sekarang harus melalui ketua DPP.
Jadi mestinya Golkar NTT harus punya dua atau tiga nama yang disodorkan ke kepengurusan pusat supaya dipilih. Kalau misalnya cuman satu, pengurus pusat tidak berkenan, kan repot mereka cari penggantinya.
Lebih baik kalau mereka, salah satu di antara dua usulan calon itu tidak diterima, masih ada satu. Jadi mereka tidak perlu mulai lagi dari nol karena waktu pasti akan mepet. Justru logika bahwa ingin kader berkualitas dan mendorong kader sendiri, terbalik.
Kalau mereka ingin menentukan kualitas calon memang sejak awal mereka membuka kesempatan kepada orang untuk bertarung. Gitu loh. Ini semacam pemilu awal. Jadi mestinya mereka buat semacam itu. Antar kandidat itu bertarung dulu di dalam.
Dari situ ada kualitasnya. Ini belum ada persaingan disebut menjaga kualitas. Dari mana kita tahu bahwa itu kualitas. Kalau meraka tertutup maka pasti hanya ada akan satu calon kepala daerah.
Tapi kalau terbuka maka bisa saja ada dua dan tiga calon. Dengan itu akan ada persaingan. Justru dibuka itu penting. Supaya kader-kader ini bertarung. Jangan main drop-dropan, tidak ada waktu main drop-dropan.
Sepengetahuan saya secara umum Golkar itu justru mendorong untuk proses penjaringan itu. Bukan menutupnya. Makanya aneh juga di tingkat provinsi tiba-tiba hanya ada berlaku satu pintu.
Di NTT belum kelihatan berapa pasangan calon yang akan melaju hingga penetapan nanti. Ada tiga partai besar di situ PDI Perjuangan, Gerindra dan Golkar. Tiga partai ini menurut saya penentu nanti, yang lain itu mengikut saja.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.