Berita Lembata
Kapolres Lembata Luncurkan Buku Tentang Lembata, Ingat Kata Lomblen dan Juru Tombak Ikan Paus
Cerita ibunya itu tentu membekas sekali. Cerita yang dia anggap seperti dongeng sebelum tidur yang membangkitkan imajinasi seorang bocah ingusan.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA- Kapolres Lembata, AKBP Vivick Tjangkung sebenarnya tidak pernah menyangka akan bertugas di Kabupaten Lembata.
Meski kakek dari garis ibunya berasal dari Lamalera, dia hampir tidak punya kenangan apa-apa tentang Lembata selain kata ‘Lomblen’ dan ‘Juru Tombak Ikan Paus’.
“Mama hanya bilang (berasal) dari Lomblen dan opa itu juru tombak ikan paus (Lamafa),” itulah satu-satunya cerita yang dia dengar dari ibunya Dintje Lelaona Tjangkung sewaktu kecil.
Dintje pun terakhir kali mengikuti ayahnya pergi ke Lembata pada usia masih belia, 10 tahun.
Aloysius Tjangkung sering memanggil Dintje dengan sapaan “perempuan dari Lomblen.”
Baca juga: Miliki Aset di Tiga Provinsi, Intip Harta Kekayaan AKBP Vivick Tjangkung Kapolres Lembata NTT
Hanya itu saja. Vivick tidak pernah tahu kalau Lembata itu suatu pulau yang terpisah dari Flores, ada di mana dan bagaimana keadaannya.
Cerita ibunya itu tentu membekas sekali. Cerita yang dia anggap seperti dongeng sebelum tidur yang membangkitkan imajinasi seorang bocah ingusan.
Alam Lembata seperti memanggil dia pulang ke tanah leluhur. Tiga bulan sebelum surat telegram mutasi jabatan dari Kapolri terbit, Vivick sering bermimpi dan berkhayal menetap di pegunungan yang sepi nan indah, jauh dari keramaian kota.
Polisi wanita bergelar doktor komunikasi itu kemudian ditunjuk sebagai Kapolres Lembata oleh Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo melalui surat yang ditandatangani oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono pada 27 Maret 2023 silam.
Tentu ini kabar menggembirakan sekaligus mengejutkan baginya. Kabar gembira karena jabatan barunya sebagai kapolres. Kabar mengejutkan karena dia tidak tahu apa-apa tentang Lembata.
Baca juga: Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung: Sudah Ada Tersangka Kasus BBM di Lembata
Dalam benaknya, Lembata itu sebuah kota kecil, terpencil, gelap gulita di malam hari, terbelakang dan jauh dari ingar bingar dunia perkotaan.
Makanya saat hendak terbang ke negeri antah berantah itu, Vivick membawa semua kebutuhan hidup harian dalam jumlah yang banyak, seperti sabun mandi, pasta gigi, dan beras.
Ternyata Lembata tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Dia mengalami langsung kalau tanah leluhurnya begitu indah dengan gunung, hutan, dan pantai.
Kaya akan budaya dan orang-orangnya begitu ramah. Dia betah tinggal di Lembata.
Ini adalah sepenggal cerita yang dituangkan AKBP Vivick Tjangkung di dalam buku berjudul ‘Kepak Sayap di Tanah Leluhur’ (Penerbit Ikan Paus) yang diluncurkan pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Bertepatan dengan Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day) di Jalan Trans Lembata, depan Kantor Polres Lembata.
Buku yang ditulis oleh Eman Krova dan Ricko Wawo ini diluncurkan di ujung pengabdian Vivick Tjangkung menjabat Kapolres Lembata selama 1 tahun 2 bulan. Vivick mendapatkan tugas baru sebagai Kepala BNN Kota Tangerang.
Acara peluncuran buku setebal 131 halaman itu berlangsung cukup meriah dengan kehadiran jajaran Forkopimda Lembata, anggota TNI/Polri, jurnalis dan masyarakat yang memenuhi jalanan untuk berolahraga.
Albertus Muda Atun, guru SMAN 2 Nubatukan, berkomentar bahwa buku tersebut hadir di tengah situasi defisit literasi masyarakat Lembata.
‘Kepak Sayap di Tanah Leluhur’ merupakan buku yang berisi cerita-cerita lugas tentang tugas dan aktivitas Vivick selama bertugas di Lembata, tanah leluhurnya.
Baca juga: Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung Kunjungi Sekolah yang Didirikan Kakeknya di Lamalera
"Buku ini ditulis dan dirajut dalam bahasa yang memikat pembaca. Kepak Sayap di Tanah Leluhur merupakan kumpulan fakta yang jadi sejarah yang meriwayatkan perjalan Ibu Kapolres di Lembata,” ujar Albertus.
“Boleh dikatakan Bunda (Vivick Tjangkung) kembali ke rahim dan dilahirkan kembali.
Berarti membangun relasi spiritual dengan leluhurnya dimana beliau berasal,” komentar Albertus.
Polisi yang terkenal setelah menangkap Ratu Ekstasi Zarima Mirafsur pada 1996 itu adalah cucu dari guru Asa Lelaona, pendiri SMPK APPIS Lamalera. Kakek buyutnya atau ayah dari guru Asa Lelaona adalah seorang Lamafa, juru tombak ikan paus.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.