Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif - Ketua Dewan Pakar PAN Drajad Wibowo: Apapun Protesnya Pertandingan Sudah Usai

Ketua Dewan Pakar PAN (Partai Amanat Nasional) Dradjad Wibowo mengatakan keberadaan partai politik di luar pemerintahan baik untuk demokrasi.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA/ISMAR PATRIZKI
Ketua Dewan Pakar PAN, Drajad Wibowo 

Kemudian kadang gede banget, kadang panas banget. Kemudian beberapa daerah terasa jauh lebih panas dari biasanya. Dan itu pengaruhnya besar sekali ke tanaman, ke produksi pangan.

Jadi ini tantangan yang terbesar. Tapi kita tidak bisa jalankan sendiri. Sebagian dari dunia.

Cuma kita punya beberapa kewajiban. Dan kewajiban itu harus kita lakukan. Misalkan pengurangan energi yang berbasis fosil.

Kemudian prinsip-prinsip kelestarian harus dijalankan lebih ketat lagi. Bisnis gak bisa as usual harus menjaga kelestarian. Gak bisa buang sampah sembarangan dan sebagainya.

Sampah harus kita olah untuk kita ubah jadi energi dan sebagainya. Jadi itu tantangan yang bukan sesuatu yang seperti jedar-jeder gitu. Tapi lambat, tapi lama-lama makin nyelekit ke badan kita.

Nah itu harus kita address ya. Kemudian tantangan kedua tentu saja ekonomi. Ekonomi dunia sedang mengalami sedikit, Bukan sedikit mungkin cukup ya. Turbulensi yang cukup serius. Kenaikan harga pangan, kenaikan harga energi.

Kita juga melihat dollar menguat yang membuat rupiah kita makin melemah. Dan tentu itu membuat pembayaran utang lebih mahal. Membuat macem-macem lah ya.

Harga pangan juga akan lebih mahal ya. Jadi itu tantangan ekonomi. Dan itu sangat serius.

Karena apa? Karena program Prabowo Gibran ini, programnya Pak Prabowo itu. Program yang secara fiskal itu ekspansioner. Artinya dia butuh dana besar. Lebih besar. Ekspansioner. Iya betul.

Dan makanya kita menarikkan penerimaan negara. Bukan pajak ya, penerimaan negara. 23 persen dari PDB.

Saya kasih gambarannya begini. Sekarang ini PDB kita itu sekitar Rp20.800. Rp20.872,4 kalau nggak salah inget. Bener nggak rupiah? Triliun.

Rp20.872,4 triliun. Kemudian penerimaan negara itu sekitar Rp2.770 triliun. 13 % . Nah, kalau program Pak Prabowo akan dijalankan, kan kita butuh penerimaan negara bukan 13?ri PDB. Sekarang ini 13?ri PDB. 13,3 tepatnya.

Dari 13,3. Ngomong Ongko-Ongko memang senengan ku, 13,3?ri PDB.

Nah, seandainya angka 23 % itu kita terapkan sekarang, itu artinya penerimaan negara itu, yang tahun 2023 kemarin ya, itu harusnya bukan Rp2.700 triliun lebih, tapi harus ditambah lagi Rp2.300 triliun.

Untuk tahun 2023 kemarin, kita bisa melihat gap-nya gede banget. Dari mana duitnya?. Nah, kalau duit itu nggak ada, skenario-nya cuma dua.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved