Pelayanan dalam Lingkup GMIT Sifatnya Seperti Lari Estafet

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pelayanan di dalam lingkup Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) sifatnya bukan seperti uji lari sprint tetapi seperti lari estafet.

Hal ini diungkap Wakil Ketua Sinode GMIT, Pdt. Saneb Blegur, S.Th dalam suara gembala pada kebaktian emeritasi Pdt. Ester Elfrida Funome Ndoen dan perhadapan Pdt. Rambu Frida Inabete Ratu Edo-Hilungara, S.Th, Jemaat Sinai Toisilu, Klasis SoE Timur, Minggu 14 April 2024 lalu.

"Ada titik dimana kita harus berhenti. Dan harus dilanjutkan oleh seorang pelari yang lain. Begitu juga ada saatnya seorang pendeta berhenti dari pelayanan organiknya dan digantikan oleh orang lain. Supaya proses dari sebuah pelayanan bisa ada regenerasi dan berkelanjutan," ujarnya.

Atas nama Majelis Sinode GMIT Pdt. Saneb Blegur, yang juga mantan Ketua Klasis Amanuban Timur Utara, mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa dan pengabdian pelayanan dari Pdt. Ester bersama seluruh keluarga di Jemaat Sinai Toisilu. “Selamat memasuki masa emeritus dan menyandang gelar terhormat Emerita sebagai pendeta pensiun”, ujar Pdt. Blegur yang juga pernah menjabat sebagai Ketua BP4S Sinode GMIT periode 2019-2023.

Kebaktian emeritasi dipimpin oleh Pdt, Dr. Mesakh Dethan, teolog dan akademisi Uniersitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. 

Dalam khotbahnya Pdt. Mesakh Dethan yang sehari-hari adalah dosen Pascasarjana UKAW ini mengatakan, orang Kristen telah dibenarkan Kristus untuk damai sejahtera, maka orang Kristen harus punya keberanian untuk menghadapi kekuatiran dan tipu daya dosa.

Menurut teolog dan akademisi lulusan Universitas Heidelberg Jerman ini bahwa kehidupan orang Kristen selalu mengalami pasang surut. Ada siang ada malam. Kadang hidup kita diterangi siang yang terang, kadang ditutupi awan yang gelap.

Kadang hujan turun begitu deras dan menyuburkan tanaman, tetapi kadang tidak ada hujan sama sekali. Banyak tanaman yang mati. Kadang kita mengalami kelimpahan dalam hidup kita, tetapi kadang kita juga menghadapi kekeringan dalam hidup kita.

Namun, di tengah kesulitan itu, Allah selalu hadir untuk menyelamatkan kita. Khotbah Pdt.Mesakh Dethan didasarkan pada Firman Tuhan dalam Roma 5:1-11.

Menurut Dethan, pendeta GMIT dan mantan wartawan Pos Kupang ini menjelaskan lebih jauh tentang teks bacaan alkitab dari Roma pasal 5 yang berbicara tentang pembenaran dan pengudusan. Ia mengutip  F. Davidson dan Ralp P. Martin (1) (dalam New Bible Commentary)  pemikiran Rasul Paulus tentang pembenaran dan pengudusan memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Pembenaran adalah pintu menuju pengampunan dosa dan  pengudusan adalah jalan Panjang menuju Yerusalem yang baru.

Seusai acara kebaktian yang dilayani secara bergantian oleh empat orang  pendeta yaitu Pdt. Dina Dethan sebagai liturgos, Pdt. Mesakh Dethan (menyampaikan firman Tuhan), Pdt. Saneb Blegur, memimpin jalannya ibadah emeritasi, dan Pdt. Rambu Frida Inabete Ratu Edo Hilungara, S.Th, (prosesi ibadah penutup), diisi dengan sambutan-sambutan dan penyerahan cindera mata dari panitia.

Hadir dalam kebaktian itu, Ketua UPP Personil GMIT Periode 2019-2023 (Pdt. Dina Dethan Penpada, M.Th dan Ketua UPP Personel yang baru periode 2023-2027 (Pdt. Tonias Nalle, S.Th), Ketua Klasis Soe Timur, Pdt. Yunius Betti, M.Th, Pdt. Vero Sunbanu, S.S.Th dan para pendeta seklasis Soe Timur dan tokoh-tokoh Jemaat yang ada di Jemaat Sinai Toisilu. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS