Berita Lembata
Lima Pelajar SMATER Don Bosco Lewoleba Lolos Olimpiade Sains Nasional Tingkat Provinsi
Rekannya, Refi Sunur, untuk kedua kali lolos ke tingkat provinsi. Tahun lalu, Refi menjadi utusan untuk mata pelajaran Informatika.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - SMATER Don Bosco Lewoleba kembali raih prestasi membanggakan. Lima pelajar dari kelas X dan XI berhasil lolos Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi.
Refinus Natael Sunur dan Yohanes Kristian H. Tahilia untuk mata pelajaran informatika. Yulianus Kamilius Basa Lein, Maria Sartini S. Domaking, dan Bernadino Arianto L. Ladoangin untuk mata pelajaran geografi.
Hasil kelolosan ini diumumkan kemarin, Rabu 17 April 2024. Kelima pelajar SMATER Don Bosco Lewoleba menjadi utusan terbanyak untuk kabupaten Lembata.
Capaian ini salah satu prestasi bidang akademik. Bukan baru pertama kali lolos. Setiap tahun SMATER mengutus belasan pelajar mengikuti lomba dan selalu ada yang ke tingkat provinsi. Tahun ini, kembali dalam jumlah banyak.
Kelima pelajar tentu disiapkan serius. Mereka ditempa dan didampingi oleh para guru. Mereka diberi kisi-kisi sebagai rujukan belajar. Karena dipersiapkan baik, prestasi tahun ini menambah tinta keberhasilan SMATER Lewoleba mendidik para pelajar.
Menurut Kristian, selain persiapan matang, ia juga dibekali pengetahuan teknis soal informatika. Ada dua jenis soal yang diuji, yakni logika dan pemrograman. Ia sangat menguasai kedua bidang ini. Ia belajar sendiri dan dibantu pendampingnya, Fr. Nobert Dake, CMM.
Rekannya, Refi Sunur, untuk kedua kali lolos ke tingkat provinsi. Tahun lalu, Refi menjadi utusan untuk mata pelajaran Informatika. Tahun ini juga mapel yang sama.
Keberhasilan Refi ini, dianggapnya menjadi prestasi yang membanggakan. Itu karena dibantu oleh pembimbing dan persiapan selama setahun belakangan.
"Saya kuat di pemrograman. Sejak dulu saya tertarik dengan kode atau program dalam komputer. Karena itu, berhadapan dengan soal yang relatif sulit, saya bisa pecahkan," ungkap Refi.
Sementara Lius, Sartini, dan Reno bisa menuntaskan soal karena pemahaman dan logika yang kuat. Dalam proses belajar, mereka didampingi Leni Meo, dan Riana Metikores.
"Kami belajar sendiri dan bersama selama ini. Secara konsep sudah punya gambaran dengan soal. Kami selalu diskusi jika alami kesulitan dan bersama pecahkan kerumitannya," ungkap Sartini.
Baca juga: Pemerintah Desa Banitobo Lembata Bangun Bendungan Air Darurat untuk Pengembangan Lahan Pertanian
Omongan ketiga pelajar ini terbukti benar. Menurut Reno dan Lius, mereka temukan soal-soal yang rumit saat diujikan. Hampir semua soal.
Namun, berkat persiapan dan ketekunan belajar mandiri dan bersama, hasilnya bisa dicapai. Ini capaian maksimal setelah belajar selama beberapa bilang, imbuh Lius.
Fr. Norbert Banusu, CMM mengapresiasi raihan prestasi pelajarnya untuk mapel informatika dan geografi.
Ia merasa bangga karena kelima pelajar SMATER menjadi utusan terbanyak, sekaligus bisa unggul dari sekolah-sekolah di kabupaten Lembata. Ia tetap optimis.
Karang Taruna Gandeng Pemdes Laranwutun - Lembata Gelar Festival Budaya |
![]() |
---|
Konsolnas Refleksi Peran Perempuan Pengawas Pemilu, Wujudkan Dengan Inklusif dan Demokratis |
![]() |
---|
KPU Lembata Raih Penghargaan Terbaik Nasional Pengelolaan Pendaftaran dan Pencalonan Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Sjamsul Hadi Dinilai Mampu Menggerakkan Program Kesadaran Berbudaya Lokal di NTT |
![]() |
---|
Petani Salak di Desa Meluwiting, Kembali Tanam 2000 Anakan Salak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.