Opini
Opini: Bahaya Fake Comprehension dalam Interaksi Pembelajaran di Kelas
Sebuah kebiasaan paten dan pakem bawasannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam ruang kelas lebih banyak ditutup-tutupi.
Implikasi Fake Comprehension
Ketika siswa menyatakan bahwa mereka mengerti padahal sebenarnya tidak menjadi tanda bahwa proses pembelajaran yang terjadi hanya asal-asalan atau sekedar rutinitas belaka. Fenomena itu biasa disebut sebagai "kesalahpahaman yang berlanjut" atau "kesalahpahaman konseptual".
Jika siswa memiliki rasa ingin tahu yang kuat, maka mereka cenderung mencari bantuan tambahan atau klarifikasi, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berlanjut bisa diatasi dengan baik.
Ada empat alasan hal ini terjadi. Pertama, secara psikologis, siswa berada pada posisi takut karena jika mereka mengakui bahwa mereka tidak mengerti, mereka akan dianggap kurang pintar oleh guru atau teman-teman mereka.
Kedua, siswa yang merasa kurang percaya diri mungkin tidak yakin bahwa mereka dapat memahami materi pelajaran dengan bantuan tambahan. Mereka merasa tidak cukup cerdas atau kompeten untuk memahaminya.
Ketiga, beberapa siswa mungkin merasa bahwa mereka tidak mengerti merupakan bentuk kekalahan atau penurunan status sosial. Mereka ingin menjaga citra diri mereka sebagai siswa yang cerdas dan mampu.
Keempat, siswa mungkin tidak yakin bagaimana cara mengajukan pertanyaan atau meminta klarifikasi tanpa terlihat bodoh atau mengganggu. Mereka mungkin merasa tidak nyaman untuk mengekspresikan ketidakpahaman mereka atas cara guru membawakan materi.
Siswa yang tidak memahami materi dengan baik karena mengerti palsu dapat mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran selanjutnya, yang dapat menghambat kemajuan akademis sehingga berdampak secara signifikan pada keberhasilan siswa.
Keadaan ini terjadi karena para siswa membangun fondasi pemahaman yang rapuh yang berimplikasi pada kesulitan yang lebih besar di masa depan karena materi pelajaran sering kali saling terkait. Kemudian muncul pula hal yang sangat krusial yaitu ketidakmampuan menerapkan pengetahuan.
Ketika siswa secara kontinu berpura-pura mengerti, mereka cenderung tertinggal dalam pembelajaran dan akhirnya mengalami kesulitan akademis. Ini bisa berdampak pada nilai mereka, performa di kelas, dan kemampuan mereka untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Proses belajar yang sehat pada hakikatnya melibatkan pemecahan masalah, analisis, dan evaluasi. Ketika siswa hanya berpura-pura mengerti, mereka melewatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut, yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai pelajar dan karier mereka di masa depan.
Solusi Fake Comprehension
Fakta tentang siswa berpura-pura mengerti memang telah membudaya dalam pembelajaran di kelas. Karena keadaan itu berkaitan dengan gambaran pendidikan atau pembelajaran sebagai sebuah rutinitas dan membosankan bagi para siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran hanya berorientasi pada cepat selesai baik secara administrasi maupun secara materi sehingga tuntutan kurikulum terpenuhi tanpa peduli siswa mengerti atau tidak apa yang diajarkan guru.
Untuk mencegah terjadinya fake comprehension, maka guru bisa mengaktifkan pembelajaran berbasis proyek. Project Based Learning memungkinkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dengan menerapkan konsep yang dipelajari dalam konteks proyek nyata. Ini memaksa mereka untuk memahami konsep tersebut agar dapat menerapkannya secara efektif.
Selain itu guru juga mendorong diskusi dan kolaborasi antara siswa membantu mereka untuk menguji pemahaman mereka secara aktif.
interaksi pembelajaran di kelas
fake comprehension
pemahaman palsu
pura-pura mengerti
Apolonius Anas
Direktur U-Genius Institut
Opini
Pos Kupang Hari Ini
POS-KUPANG.COM
Opini: Urgensi Langkah dan Kebijakan Strategis untuk Akselerasi Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Sepeda Motor Milik Tenaga Medis Puskesmas Oeolo, Kabupaten TTU Raib Digasak MalingĀ |
![]() |
---|
Polsek Sabu Barat Galang Kamtibmas terhadap Tokoh Masyarakat Paguyuban Flores |
![]() |
---|
Seorang Pria di Kabupaten TTU Dianiaya Kepala Desa Letmafo Cs |
![]() |
---|
PKM di SMP Negeri Sekon, Dosen Unimor Sosialisasi Penggunaan AI untuk Dukung Pembelajaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.