Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 31 Maret 2024, Paskah: Pemberontakan manusia dan Gugatan Allah
Penderitaan dan kesusahan hidup kita di dunia ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah sejarah yang baru bersama DIA
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 31 Maret 2024 dengan judul Paskah: Pemberontakan manusia dan Gugatan Allah
Renungan Harian Katolik Minggu 30 Maret 2024 dengan judul Paskah: Pemberontakan manusia dan Gugatan Allah ditulis oleh Romo Leo Mali dan mengacu dalam Bacaan Injil Yoh. 20:1-9
Tuhan Allah tidak pernah berhenti mencintai manusia, kendati manusia selalu memberontak melawanNya. Dalam peristiwa Kamis Putih, saat kita mengenangkan perayaan perjamuan terakhir, Yesus Kristus menunjukkan bahwa IA mengasihi murid-muridNya sampai sehabis-habisnya, atau sampai pada kesudahanNya.(Yoh.13:1)
Tanda kasih Yesus Kristus yang sehabis-habisnya itu berpuncak pada peristiwa Salib di hari Jumat suci.
Salib adalah tanda Kemenangan Tuhan, melalui mana Yesus Kristus; Allah yang menjelma menjadi manusia merebut hati seluruh umat manusia untuk kembali kepada Allah. Kemenangan itu juga adalah gugatan Allah terhadap kesetiaan manusia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Maret 2024 : Salib Tanda Cinta yang Sempurna
Allah menang atas pemberontakan manusia dan mengubah sejarah kepahitan dan sengsara menjadi sebuah sejarah baru yang penuh harapan. Bahkan dengan itu, IA mengasihi para muridNya dengan tetap menyertai mereka sampai pada akhir jaman. (Mat.28.20)
Salib dan pemberontakan manusia
Peristiwa kematian Yesus Kristus di salib, adalah puncak dari pemberontakan manusia. Manusia, yang diwakili oleh bangsa Israel, memberontak melawan Tuhan. Mereka berusaha menegaskan otonomi dan kekuasaan mereka dengan menyingkirkanNya melalui hukuman mati di salib.
Pada awal kejatuhan manusia di taman Eden, Adam dan Hawa mencurigai kebaikan Tuhan dan makan buah terlarang. Setan berhasil mempengaruhi mereka, Mereka melakukannya agar kuasa mereka menjadi sempurna.
Selanjutnya setelah perjanjian Di Sinai, Allah kembali mendekati umatNya dan menawarkan sebuah perjanjian dengan mereka. Tapi setelah itu Israel juga kembali meninggalkan Allah mereka. Israel berulangkali melawan Allah, tetapi Allah tidak pernah menyerah.
Hingga akhirnya, Allah mengutus puteraNya dalam diri Yesus Kristus dari Nazareth. Tapi mereka sekali lagi menyingkirkanNya dari panggung sejarah. Mereka ingin menjadi tuan atas hidup mereka sendiri. Tuhan tidak diperlukan. Atau kalau ada, cukup jadi tamu dalam hidup mereka.
Peristiwa salib adalah puncak perlawanan manusia terhadap Allah. Perlawanan ini terus berulang dalam sejarah hidup manusia hingga saat ini. Manusia terus menerus berusaha menyingkirkan Tuhan dalam sejarah.
Gugatan Allah, mengubah sejarah
Namun pada sisi pandang Allah, peristiwa salib adalah bukti kemenangan Allah. Karena dengan peristiwa salib, Yesus Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia masuk ke dalam pratala maut untuk bangkit dan membawa manusia kepada sebuah kehidupan baru. “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi... Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu” (yoh. 12.20-23).
Awalnya kematian Sang Guru, hanyalah sebuah kepahitan dan kegagalan. Harapan mereka hilang. Mereka sangat terpukul. Untuk sebagian dari mereka, kematian itu memalukan dan menjadi kekalahan. Karena IA yang semasa hidupNya begitu berkuasa ternyata tidak berdaya di hadapan hukuman salib.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.