Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 28 Maret 2024: Membasuh Kaki Murid-muridNya

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Kamis Putih merujuk pada Bacaan I: Kel.12:1-8.11-14, Bacaan II: 1 Kor.: 11: 23-26, Injil:Yoh.13:1-15

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik untuk Hari Kamis 27 Maret 2024 

Oleh : Bruder Pio Hayon, SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Membasuh Kaki Murid-muridNya.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Kamis Putih merujuk pada Bacaan I: Kel.12:1-8.11-14, Bacaan II: 1 Kor.: 11: 23-26, Injil:Yoh.13:1-15

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.Tindakan membasuh kaki di beberapa tempat di belahan dunia sudah masuk dalam sebuah tradisi sebagai bagian dari pembersihan diri.

Sebagai contoh, sebelum masuk rumah, orang harus membasuh kaki sebelum masuk ke rumah sebagai tanda pembersihan diri dari hal-hal kotor atau najiz yang sudah menajiskan orang bersangkutan saat berada di luar rumah agar ketika berada di rumah dia tidak menyebarkan kepada orang lain.

Dan itu semakin dilakukan pada saat kita diserang oleh covid 19 lalu. Semua serba harus dicuci terlebih dahulu. Tujuan dari pembahasuhan kaki itu adalah pembersihan diri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini, kita memasuki Tri Hari Suci, untuk mengenangkan secara khusus Yesus Kristus Tuhan kita dalam penderitaan, wafat dan kebangkitanNya. Di hari Kamis ini kita fokus pada perayaan malam terakhir Yesus bersama-sama dengan kedua belas rasulNya.

Perayaan paskah bagi bangsa Israel atau orang Yahudi adalah sebuah perayaan wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang Yahudi karena peraayaan paskah itu menjadi peringatan akan nenek moyang mereka makan terakhir sebelum berangkat keluar dari tanah Mesir. Peringatan perjamuan terakhir ini lalu ditradisikan untuk mengenangkan peristiwa berserjarah bangsa Israel keluar dari tanah mesir.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Maret 2024 : Ketika Persahabatan Ternoda

Dan kebiasaan atau tradisi makan perjamuan paskah ini diturunkan turun-temurun kepada semua orang Israel untuk dilakukan. Dan pada kesempatan itu, Yesus juga membasuh kaki para rasulNya. Tradisi membasuh kaki juga sudah berlangsung lama sekali.  Akar dari praktik ini tampaknya ditemukan dalam kebiasaan-kebiasaan keramahtamahan berbagai peradaban kuno, khususnya ketika sandal merupakan alas kaki utama.

Seorang tuan rumah akan menyediakan air untuk para tamu agar dapat membasuh kaki mereka, atau seorang pelayan (hamba) untuk membasuh kaki para tamu. Hal ini disebutkan dalam sejumlah bagian Perjanjian Lama (misalnya Kejadian 18:4; 19:2; 24:32; 43:24; I Samuel 25:41; dll.) serta dokumen sejarah dan keagamaan lainnya.

Seorang tuan rumah Timur pada umumnya mungkin akan membungkuk, menyapa, dan mencium tamunya, kemudian menawarkan air agar sang tamu dapat membasuh kakinya sendiri atau meminta pelayan untuk melakukannya. Penggunaan sandal lazimnya memerlukan pembasuhan kaki, namun air juga ditawarkan sebagai suatu kesopansantunan kendati yang bertamu mengenakan sepatu.

Namun dalam perjamuan paskah Yesus bersama para rasulNya itu, Yesus mengambi tindakan membasuh kaki para rasulNya itu pada saat perjamuan paskah dimulai dalam ruangan itu yang seharusnya itu dibuat di depan rumah. Yesus mengubah tradisi itu dengan memberi satu nilai baru tentang pembasuhan kaki ini. Yesus melakukan tindakan tersebut pada saat Perjamuan Malam Terakhir.

Secara khusus, dalam Yohanes 13: 14–17, Yesus berkata: "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."

Maka peristiwa perjamuan akhir Yesus bersama para rasulNya itu memberikan arti khusus kepada para rasulNya juga kepada kita. Sikap kerendahan hati yang ditunjukkan Yesus kepada para rasulNya itu memberi petunjuk kepada kita bahwa sikap rendah hati itu adalah kebajikan utama yang harus dilakukan oleh kita semua pengikutNya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Maret 2024: Akan Menyerahkan Aku

Namun banyak di antara kita masih saja dengan pongahnya menyembongkan dirinya bahkan untuk hal-hal yang sangat sederhana. Mari kita belajar untuk selalu merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama agar kita terbebas dari prilaku  sombong dan merendahkan orang lain. Sikap rendah hati akan membawa kita kepada Tuhan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:membangun sikap rendah hati dimulai dari diri kita sendiri dengan hal-hal yang paling sederhana dulu.

Kedua, memberikan diri dikuasai oleh Roh Tuhan untuk menjadi rendah adalah jalan yang tepat. Ketiga, karena kerendahan hati itu jalan terbuka menuju pada Tuhan.(*)

*) Bruder Pio Hayon, SVD adalah Dosen STPM Santa Ursula Ende, Konselor dan Koordinator Bruder Subzonal Indo-Leste

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved