Berita NTT

Komitmen Dua Bupati di NTT Dukung Sektor Pendidikan RI 2025 

Pemda Sabu Raijua, kata dia, membatasi kegiatan-kegiatan yang dianggap hanya menggelar bimtek namun kurang memberi dampak. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Badan Penjaminan Mutu Pendidikan atau BPMP NTT saat menyelenggarakan kegiatan Rakor Teknis Perencanaan dan Penganggaran pendidikan tahun 2024 dan tahun 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dua Bupati di NTT berkomitmen untuk memberikan dukungan terhadap prioritas anggaran bidang pendidikan di tahun 2025 mendatang. 

Numerasi dan literasi menjadi item penting dalam peningkatan SPM dalam pendidikan. Dukungan anggaran dari pemerintah daerah menjadi sangat penting untuk kesusksesan SPM. 

"Kalau ada (program) yang dibutuhkan dan (anggarannya) melampaui dana yang tersedia maka kita akan lihat yang penting dan urgen," Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Juandi David, Selasa (26/3/2024) dalam kegiatan "Dukungan Pemerintah Daerah dalam rangka Meningkatkan Kinerja SPM bidang Pendidikan melalui Penerapan Kebijakan Merdeka Belajar. 

Dalam kegiatan yang diselenggarakan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) NTT itu, Juandi David menyebut berbagai usulan yang disampaikan dari sektor itu memang sangat penting. 

Pemda, kata dia, akan membicarakan itu ke unsur DPRD agar memperhatikan bagian penting dalam kemajuan pendidikan, apalagi demi masa depan anak-anak. Juandi David menegaskan, tidak ada ruang tertutup dalam kaitannya dengan pendidikan. 

Baca juga: Bupati Timor Tengah Utara Juandi David Beri Support kepada Tim PSKN U-17


Sementara itu, Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengatakan, setiap program yang dijalankan dengan sokongan anggaran daerah, harus diikuti dengan evaluasi berkala. 

"Evaluasi itu perlu, penting sekali. Dengan demikian, kerja sama dari kementerian terus turun sampai ke bawa untuk berikan evaluasi," kata dia. 

Nikodemus Rihi Heke beralasan, bila evaluasi itu hanya dilakukan oleh Pemda, tentu akan kurang memberi dampak. Apalagi perubahan regulasi dari pemerintah pusat kerap terlambat diikuti Pemda ataupun Dinas teknis. 

Sehingga, ia meminta agar proses ini harus dilakukan evaluasi yang dilakukan oleh Pemerintah pusat. Baginya, banyak bimtek yang sering dikerjakan hanya untuk menjalankan program. Bahkan, kadangkala, dinas menggunakan atas nama kementrian untuk menjalankan program itu. 

Pemda Sabu Raijua, kata dia, membatasi kegiatan-kegiatan yang dianggap hanya menggelar bimtek namun kurang memberi dampak. 

"Kita bersama sepakat, bisa evaluasi dan kemudian bisa membatasi kegiatan yang tidak subtansial," kata dia. 

Baca juga: Sabu Raijua Jadi Kabupaten Indeks Pembangunan Manusia Rendah di NTT


Perwakilan Kemendagri, Yudhi Timor Prakoso dalam materinya meminta  agar Dinas Pendidikan dari kabupaten/kota bisa melakukan konsultasi ke perwakilan Kementerian Pendidikan di daerah yakni BPMP di Provinsi.

Dia menjelaskan tentang pola pendekatan untuk penggunaan anggaran. Bisa saja dilakukan dari atas dan bawa, seperti usulan desa, pendekatan politik seperti pokir DPRD, pendekatan partisipatif seperti saat Musrembang. Pendekatan itu akan dilakukan penajaman di penyusunan RKPD. 

Hal itu agar RKPD bisa mendukung sasaran yang disepakati bersama antara DPRD dan Kepala Daerah. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved