Berita Timor Tengah Utara

TMMD ke 119, Asa Baru Siswa SMK Negeri Feotleu Bermimpi "Menggenggam Dunia"

Kondisi bangunan 7 ruangan SMK Negeri Feotleu lama sangat memprihatinkan. Dinding bangunan sekolah ini terbuat dari bambu yang disusun rapi

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kolase foto bangunan SMK Negeri Feotleu lama dan bangunan baru yang sedang dalam proses pengerjaan berkat Program TMMD ke-119 Kodim 1618/TTU 

Lantai seluruh ruangan tidak dicor menggunakan semen dan pasir sebagaimana bangunan sekolah pada umumnya. Batu-batu disusun rapi menjadi pondasi kemudian didirikan bangunan di atasnya. Batu-batu pondasi tersebut dicat berwarna merah putih. Beberapa pot bunga diletakkan tepat di depan ruangan kelas itu.

Yohana mengisahkan, jika musim kemarau tiba, kegiatan belajar mengajar bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya. Namun, mereka sangat kesulitan ketika musim hujan.

Air menggenangi lantai tanah ruang kelas dan ruang guru. Demi mengantisipasi penyakit kulit, mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar sambil meletakkan kaki pada kayu penghubung kaki kursi bagian depan. Tidak jarang mereka rela merendam kaki di dalam genangan air. Meskipun kondisi ini sangat mengganggu proses belajar namun, mereka tetap termotivasi menimba ilmu demi masa depan.

Mirisnya, siswa-siswi dan guru-guru juga harus berjuang melawan tetesan hujan yang merembes dari atap yang berlubang. Mereka juga rela memindahkan tempat duduk mereka untuk menghindari tetesan air hujan dari atap.

Anak bungsu dari empat bersaudara ini bercita-cita menjadi dokter hewan. Cita-cita ini tumbuh ketika pertama kali mengenyam pendidikan di SMK Negeri Feotleu hingga saat ini.

Meskipun, cita-cita tersebut cukup sulit digapai karena ekonomi keluarga yang terbatas, Yohana selalu termotivasi untuk rajin belajar secara otodidak. Alasan lain Yohana ingin menjadi dokter hewan karena ingin mengelilingi dunia.

"Jika tidak bisa mengelilingi dunia, saya cukup belajar tentang hewan dari dunia lain sebagai representasi saya bisa menjangkau wilayah negara lain melalui pengetahuan,"ujarnya dengan mata berbinar-binar.

SMK Negeri Feotleu Jadi Sasaran Program TMMD ke 119 Kodim 1618/TTU

Dari jarak sekitar 20 meter tempat penulis berdiri, ratusan masyarakat dan anggota TNI-Polri bahu membahu membantu proses pembangunan 5 unit ruang kelas ini. Sebagian dari mereka berdiri berjejer menjinjing ember berukuran sedang, penuh dengan campuran semen dan pasir. Ember berisi campuran tersebut disodorkan dari seorang kepada yang lain. Aksi gotong-royong ini merupakan hal yang biasa bagi masyarakat setempat.

Beberapa orang anggota TNI berpakaian loreng sigap memasukan campuran semen dan pasir itu ke dalam celah-celah mal papan cor yang dirakit dari tripleks. Bunyi gertak batu beradu kuat dalam dekapan mesin molen beton.

Di antara bisingnya bunyi deru mesin molen beton, Kepala Sekolah SMK Negeri Feotleu, Vaustinus Yeremias Man Paebesi, S. E dengan nada suara lantang mendaraskan puing-puing cerita tentang sekolah mereka dan kabar baik program TMMD ke-119 dari TNI.

SMK Negeri Feotleu berdiri pada tanggal 8 Agustus 2022 yang mana bertepatan pada momentum ini mendapat izin operasional dari Pemerintah Provinsi NTT.

Pada tahun 2023 lalu, sekolah ini menerima siswa-siswi angkatan kedua. Sekolah ini pertama kali diprakarsai oleh seorang tokoh agama di Kecamatan Biboki Feotleu bernama Romo Emanuel Fkun, Pr, bersama pemerintah desa tokoh masyarakat dan pemerintah kecamatan setempat.

Ketika ditugaskan di SMK Negeri Feotleu, Vaustinus mengaku ditanyakan oleh sejumlah rekannya tentang kesanggupannya mengabdi di sekolah itu.

Pasalnya, jarak yang begitu jauh dan fasilitas umum seperti jalan raya yang sangat tidak mendukung. Namun, demi mencerdaskan anak bangsa, Faustinus menganggap penugasan tersebut sebagai amanah dan kepercayaan kepadanya.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved