Berita Timor Tengah Utara

TMMD ke 119, Asa Baru Siswa SMK Negeri Feotleu Bermimpi "Menggenggam Dunia"

Kondisi bangunan 7 ruangan SMK Negeri Feotleu lama sangat memprihatinkan. Dinding bangunan sekolah ini terbuat dari bambu yang disusun rapi

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Kolase foto bangunan SMK Negeri Feotleu lama dan bangunan baru yang sedang dalam proses pengerjaan berkat Program TMMD ke-119 Kodim 1618/TTU 

Selain akses jalan, jaringan telekomunikasi di wilayah ini juga masih terbilang cukup sulit. Pada waktu-waktu tertentu, masyarakat kesulitan mengakses internet dan menggunakan alat komunikasi seperti handphone karena fasilitas jaringan yang terbatas.

Sepenggal jalan aspal memuluskan perjalanan penulis menuju rumah seorang warga bernama Thomas Taitoh (59) di RT/RW, 012/003, Dusun 03. Pria murah senyum ini merupakan seorang tokoh adat terkemuka di desa tersebut.

Bersama istri dan anak terakhirnya, Yohana Fransiska Fremeo De Chantal Taitoh, Thomas menyulam benang-benang kehidupan di rumah sederhana milik mereka.

Yohana Fransiska Fremeo De Chantal Taitoh saat ini sedang mengenyam pendidikan di Kelas X, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Feotleu.

Mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada siang hari dengan memanfaatkan ruang kelas Sekolah Dasar Katolik (SDK) Manumean. Pasalnya bangunan sekolah mereka dalam tahap pembangunan Program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-119 Kodim 1618/TTU.

Siang itu gadis berusia 16 tahun itu telah mempersiapkan diri ke sekolah. Ia mengenakan seragam putih-abu. Sorot matanya kosong memandang gerimis dari balik kaca jendela. Sepertinya dia tidak rela terlambat ke sekolah.

Dalam derai rintik hujan, Yohana terpaksa mengayunkan langkah perlahan menuju ke sekolah yang berjarak 500 meter dari rumah orang tuanya. Ia menggenggam payung pemberian ibu untuk melindunginya dari rintik hujan.

Yohana Fransiska Fremeo De Chantal Taitoh sudah mengenyam pendidikan di SMK Negeri Feotleu selama satu semester. Meskipun baru menginjak bangku kelas X, dia terlihat sepertinya cukup cerdas di antara rekan seumurannya.

Bangunan Sekolah Beratap Daun Gewang dan Berlantai Tanah

Setelah gerimis perlahan mereda, penulis berkesempatan mengunjungi bangunan sekolah lama SMK Negeri Feotleu dengan berjalan kaki. Butiran-butiran hujan masih bertengger di dedaunan sepanjang jalan.

Angin berhembus sepoi-sepoi ketika penulis tiba di lokasi sekolah yang mana tidak jauh dari pembangunan 5 unit ruang kelas Program TMMD ke-119. Dingin merasuk tulang. Wilayah ini terkenal dengan cuaca yang cukup sejuk. Suara riuh masyarakat dan TNI-Polri dari kejauhan mengguncang semangat.

Kondisi bangunan 7 ruangan SMK Negeri Feotleu lama sangat memprihatinkan. Dinding bangunan sekolah ini terbuat dari bambu yang disusun rapi memanjang. Bambu dipotong sekira 1,5 meter kemudian dibelah dan disusun rapi.

Ketika bangunan sederhana ini pertama kali dikerjakan, orang tua/wali murid dan para guru sengaja tidak menutup seluruh dinding pada sisi bagian depan hingga ke atap bangunan agar menyisihkan sedikit rasa nyaman bagi siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar.

Atap bangunan ini terbuat dari daun pohon gewang, Indonesia; gebang (salah satu tumbuh yang tumbuh di daratan Pulau Timor) yang telah lapuk. Nyaris di semua sisi atap bangunan itu terdapat lubang karena termakan usia.

Beberapa batang kayu penyanggah atap yang telah dimakan rayap mendaraskan litani kepedihan yang mendalam tentang fasilitas pendidikan di sekolah ini.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved