Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 19 Maret 2024: Nampak Kepadanya Dalam Mimpi
Karena Tuhan bisa memberikan jalanNya lewat apa saja termasuk mimpi kita, ketika itu direfleksikan dengan baik dan benar.
Dalam litani Santo Yusuf, yusuf dilukiskan sebagai pelindung bagi para buruh / karyawan, keluarga, para perawan, orang- orang sakit dan orang- orang yang telah meninggal.
Ia juga dihormati sebagai tokoh doa dan kehidupan rohani, pelindung para fakir miskin, para penguasa, bapa- bapa keluarga, imam- imam dan kaum religius serta pelindung para penziarah. Pada tahun 1937, Sri Paus Pius XI (1922- 1939) mengangkat Santo Yusuf sebagai pelindung pujangga Gereja melawan komunisme ateistik.
Dan pada tahun 1961, Sri Paus Yohanes XXIII (1958-1963) memilih Yusuf sebagai pelindung surgawi Konsili Vatikan II. Nama Yusuf sendiri mulai dimasukkan dalam kanon misa pada tahun 1962. Pada abad ke delapan dan kesembilan, pada tanggal 19 Maret ditentukan sebagai hari raya utama santo Yusuf.
Pada tahun 1955, Sri Paus Pius XII (1939- 1958) memaklumkan pesta Santo Yusuf pekerja yang dirayakan pada tanggal 1 Mei. Pesta ini menekankan martabat pekerjaan dan keteladanan Santo Yusuf sebagai pekerja dan untuk menyetakan kembali keikutsertaan Gereja dalam karya penyelamatan Allah.
Semua gelar yang diberikan kepada Santo Yusuf ini sebagai bukti tentang nilai-nilai hidup yang telah ditunjukkannya. Seperti yang kita dengar dalam injil hari ini. Yusuf yang sedang dalam keragu-raguan memikirkan Maria, Tuhan menampakkan diri melalui malaikatNya untuk menguatkan Yusuf.
Mimpi dalam konteks kitab suci adalah salah satu bentuk komunikasi Allah dengan manusia sekaligus memberi pentujuk tentang mimpi itu adalah sebuah saat discernment atau saat masuk dalam keheningan Tuhan untuk membiarkan Tuhan sendiri yang menuntun kita untuk menentukan arah hidup kita.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024, Tiga Cara Tetap Mau Berpikir Positip dengan Sesama
Dan semua yang terjadi pada Santo Yusuf dibuat dalam pola relasi ini. Hal ini mau membantu kita untuk belajar dari Santo Yusuf untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan dalam hidup tetapi tetap selalu masuk dalam situasi discernment atau masuk dalam situasiNya agar kita mampu menemukan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Karena kita sering terburu-buru atau bahkan sama sekali tidak memperdulikan Tuhan dan hanya mengandalkan kekuatan diri kita sendiri maka hasilnya kita selalu gagal tetapi setelah itu masih tetap juga mempersalahkan Tuhan.
Maka marilah kita belajar dari Santo Yusuf untuk tetap mengandalkan Tuhan dalam hidup kita agar kita mampu melihat kehendakNya dalam hidup kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: semua kita memiliki persoalan dalam hidup kita sesuai dengan konteks hidup kita masing-masing.
Kedua, untuk semua hal dalam hidup, kita harus tetap mengandalkan Tuhan dan bukan kekuatan diri kita sendiri.
Ketiga, Tuhan akan selalu membantu kita dan memberi petunjuk untuk kita bahkan dengan hal yang paling sederhana, asalkan kita harus mampu melihatNya dalam konteks rencana besar Tuhan dalam hidup kita.(*)
*) Bruder Pio Hayon, SVD adalah Dosen STPM Santa Ursula Ende, Konselor dan Koordinator Bruder Subzonal Indo-Leste
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.