Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024 : Aku pun Tidak Menghukum Engkau

Keheningan Bait Allah berubah menjadi riuh karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi datang membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
RP.Jhon Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk Senin 18 Maret 2024 

Oleh : RP. John Lewar SVD *)

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Thn II/B:  Hari Biasa Prapaskah V Sirillus dari Yerusalem diberi judul Aku pun Tidak Menghukum Engkau.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Daniel 13:1-9.15-17.19-30.33-62 atau Dan. 13:41c-62, Mazmur 23:1-3a.3b-4.5.6, Yohanes 8:1-11.

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Adalah sulit ikut merasakan betapa hancur dan malunya perempuan yang kedapatan berzinah ini digelandang ke hadapan Yesus. Hal yang sulit untuk diterangkan lagi adalah di mana laki-laki hidung belang itu? Mengapa laki-lakinya tidak tertangkap? Pertanyaan tinggal pertanyaan.

Kisahnya hanya itu. Yesus memulai pagi hari dengan mengajar di Bait Allah dan rakyat banyak datang untuk mendengar pengajaranNya. Keheningan Bait Allah berubah menjadi riuh karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi datang membawa perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan meminta penghakiman dari Yesus.

Musa dalam Hukum taurat memerintahkan agar perempuan itu dilempari dengan batu. Perempuan itu telah berbuat dosa, dan semua orang membenci kelakuannya yang hina itu. Orang Farisi meminta pendapat Yesus. Yesus memiliki ajaran lain yang lebih besar kuasanya daripada ajaran Musa.

Hati Yesus yang baik telah memberi kita contoh nyata bahwa tidak ada siapapun di dunia ini yang tidak pernah berbuat dosa atau kesalahan. “Dan mereka terus-menerus bertanya kepadaNya. Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa diantara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu ke perempuan itu.” (Yohanes 8:7).

Semua orang pasti pernah melakukan suatu kesalahan dan dari salah itu, kita diajar untuk lebih berhati-hati dan bijaksana sambil menyadari diri dan memperbaikinya. Dari kisah sederhana ini Yesus menunjukkan bahwa setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua untuk bertobat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 18 Maret 2024, Tiga Cara Tetap Mau Berpikir Positip dengan Sesama

Yesus bertanya, tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” dan perempuan itu menjawab: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”(Yohanes 8:11). Yesus membebaskan perempuan berzinah bukan untuk membenarkan dosa, melainkan menyelamatkan kehidupan.

Merajam mati orang berdosa, berarti membiarkan ia mati dalam dosa. Menyelamatkan kehidupan berarti memberikan peluang untuk memperbaiki diri.

Contemplasi:

Mengampuni orang yang bersalah kepada kita memang tidak mudah, terlebih orang itu telah berbuat sesuatu yang fatal. Namun kali ini, Yesus ingin menerapkan di hati kita untuk selalu memaafkan dan memberi kesempatan bagi mereka yang ingin bertobat.

Tidak ada kata terlambat jika memang ingin memperbaiki sesuatu yang buruk menjadi yang lebih baik. Kita mendoakan mereka yang berbuat salah kepada kita, doakan yang terbaik untuk mereka. Jangan menghina!

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved