Gibran Dimunculkan Jadi Ketum Golkar Dengan Alasan Perlu Kepemimpinan Anak Muda

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyebut sejumlah nama pun muncul menjadi kandidat ketua umum Partai Golkar.

Editor: Dion DB Putra
KOLASE/POS-KUPANG.COM
Gibran Rakabuming Raka merespons dengan santai wacana tentang dirinya disebut-sebut sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari, menyoroti sejumlah nama dalam bursa ketua umum (Ketum) Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) yang akan digelar pada Desember 2024,

Menurutnya, dalam kontestasi pucuk pimpinan di Partai Golkar kali ini sangat menarik, karena nama Presiden Jokowi dikaitkan sebagai sosok yang akan menduduki kursi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu. Meski dalam hal ini, dia mengaku memiliki pandangan yang berbeda.

“Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan,” kata Qodari.

“Nah saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang. Menurut saya, Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” sambung Qodari.

Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyebut sejumlah nama pun muncul menjadi kandidat ketua umum Partai Golkar.

Mereka di antaranya adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

Qodari juga memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut. Dia menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

“Menurut saya di luar empat nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujar Qodari.

Qodari menjelaskan, dua alasan Gibran sebagai sosok potensial menjadi calon ketua umum Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan tentunya linear dengan Gibran sebagai Wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” ucap dia.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (Wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

“Dan kita sudah melihat presedennya dengan sangat kuat pada saat Pak Jusuf Kalla menjadi ketua umum Partai Golkar tahun 2004-2009 ketika beliau terpilih menjadi wakil presiden bagi Pak Susilo Bambang Yudhoyono,” ujarnya.

Baca juga: Berita Viral Simak Peluang Cawapres Gibran Jadi Ketua Umum Golkar dan Pernyataannya

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved