Kasus Bunuh Diri

Satu Keluarga Diduga Bunuh Diri di Apartemen, Empat Jenazah Diautopsi di RSCM Jakarta

Proses autopsi jenazah korban bunuh diri masih dalam proses. Hasil autopsi akan diserahkan kepada polisi.

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sekelompok warga berdoa di depan lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (10/3/2024). Peristiwa bunuh diri sekeluarga ini mengusik rasa kemanusiaan. Sejumlah warga memutuskan untuk berdoa dan memberikan karangan bunga sebagai bentuk rasa dukacita. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Satu keluarga yang terdiri empat orang diduga bunuh diri di Apartemen Talang Intan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Empat jenazah kini masih dalam proses autopsi di RSUP Dr Cipto Mangunkusumo. Hasilnya akan diserahkan kepada pihak kepolisian.

Hal ini disampaikan Sub Koordinator Rumah Sakit Umum Pusat Dr Cipto Mangunkusumo, Yani Astuti, Senin (11/3/2024). Dia menyampaikan sampai saat ini proses autopsi masih berlangsung. Sebelumnya, pihak kepolisian memang meminta pihak RSCM untuk melakukan autopsi terhadap jenazah keempat korban. "Sekarang masih dalam proses autopsi," katanya.

Mengenai perkembangan termasuk hasil autopsi, ujar Yani, akan diserahkan dan disampaikan langsung kepada pihak kepolisian. Pada Sabtu (9/3/2024), jenazah EA (50), AEL (52), JWA (13), dan JL (15) ditemukan di depan lobi apartemen Teluk Intan, Jakarta Utara. Kondisi mereka mengenaskan dengan beberapa luka dan patah tulang di sekujur tubuh.

Baca juga: BREAKING NEWS: Di Amarasi Kupang, Anak Bunuh Ayah Kandung Lalu Bunuh Diri

Sebelumnya, Kapolsek Penjaringan Komisaris Agus Ady Wijaya menuturkan dari hasil identifikasi dari Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System), setelah melompat dari lantai 21 apartemen, terdapat luka di sekujur tubuh jenazah keempat korban. Ada korban yang mengalami pecah kepala di bagian belakang, dan patah di sekujur tubuh termasuk tangan dan kaki.

Selain itu, penyidik menemukan tangan keempat korban saling terikat satu dengan lain. Kondisi tangan EA dan JL terikat dengan tali yang sama, sementara AEL terikat tali yang sama dengan JWA.

Sampai saat ini, penyidik masih melakukan penyelidikan. Pantauan Kompas, hingga Minggu (10/3/2024) malam, penyidik Polsek Penjaringan dibantu Jatanras dari Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi dan tempat kejadian perkara.

Selain memeriksa sejumlah saksi, penelusuran juga dilakukan terhadap kamera pemantau di apartemen. Semua dilakukan untuk mengungkap motif di balik peristiwa ini.

Pada Senin (11/3/2024) siang, kondisi apartemen lengang. Garis polisi belum dilepas dari tempat kejadian perkara. Sejumlah bunga dari para warga dan penghuni juga masih tergeletak di lokasi kejadian.

Arif (48) tetangga korban menuturkan ketika peristiwa itu terjadi, dia tidak berani untuk melihat jenazah. Namun dari informasi yang ia peroleh dari sesama penghuni diketahui bahwa korban adalah tetangganya sendiri yang tinggal di unit apartemen No 16A.

"Hanya sejak satu tahun yang lalu, mereka sudah tidak tinggal lagi di sini. Terdengar kabar, mereka pindah ke Surakarta, Jawa Tengah," ungkapnya.

Arif pun masih terkejut dengan keputusan yang mereka ambil apalagi mengajak serta kedua anaknya yang masih remaja. "Saya kenal mereka terutama AEL sebagai pribadi yang ramah dan religius," katanya. Tak heran pasca kejadian ini, banyak warga yang berdoa di lokasi kejadian.

(kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved