KKB Papua

Pilot Susi Air Belum Dibebaskan Padahal Sudah Disandera Lebih dari Setahun, Begini Kata Para Pejabat

Sampai saat ini tak ada kabar pasti tentang pembebasan pilot Susi Air dari tangan anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
BELUM DIBEBASKAN – Sampai saat ini pilot Susi Air belum dibebaskan oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya. Ia masih hidup dengan anggota KKB yang saban hari berkeliaran di hutan belantara Papua. 

POS-KUPANG.COM – Sampai saat ini tak ada kabar pasti tentang pembebasan pilot Susi Air dari tangan anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya. Meski sudah ada upaya pembebasan namun sampai saat ini belum ada hasil sama sekali.

Untungnya, adalah selama disandera, anggota KKB Papua ini memperlakukan pilot Philips Mark Merthens dengan baik. Bahkan semua kebutuhannya dipenuhi sebagaimana mestinya.

Alhasil, sampai saat ini, pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut masih hidup. Ia demiikian menyatu dengan langkah anggota KKB Papua yang selama ini hidup di hutan belantara Papua.

Namun saat ini terbetik kabar bahwa upaya pembebasan itu mulai menemui titik terang. Pasalnya, KKB Papua mulai melunak dan berencana membebaskan pilot yang pada 7 Februari 2024 lalu, genap berusia satu tahun.

Untuk diketahui, sejak disandera, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu terus dibawa dan berpindah-pindah Dari satu tempat ke tempat lainnya di wilayah pegunungan yang letak ketinggiannya di atas 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Tersiar kabar bahwa pernah, KKB pimpinan Egianus Kogoya dan kelompoknya membawa Philip ke Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, yang berbatasan langsung dengan Nduga.

Selain itu, Philips Mark Merthens juga sempat dibawa ke Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Namun kebenaran kabar itu sampai sekarang belum diperoleh sama sekali..

Pada awal tahun 2024 ini, pemerintah memang telah merancang upaya pembebasan Philips. Usaha itu dilakukan oleh Polri dan TNI melalui negosiasi dan penegakan hukum. Namun, seiring berjalannya waktu, usaha ini tak kunjung membuahkan hasil.

Banjir kritik pun menyasar pemerintah lantaran tak kunjung menemukan titik terang pembebasan Philip. Namun demikian, Presiden Jokowi memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dan tetap berupaya membebaskan Philip.

"Kami memang tidak mau berbicara banyak karena upaya-upaya kami tidak bisa kami sampaikan kepada publik," kata Jokowi, di Galeri Nyoman Nuarta, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dikutip dari Tribunnews.com belum lama ini.

Jokowi menegaskan, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, termasuk cara-cara "bawah tanah". "Semua sudut, semua jurus kita gunakan agar upaya yang kami lakukan betul-betul akhirnya menghasilkan sesuatu, tapi tidak bisa saya sampaikan upaya itu, ada upaya bawah tanah, ada upaya atas tanah," ujar Jokowi. Sebulan setelah pernyataan tersebut, nasib Philip ternyata tak kunjung menemukan kemajuan yang lebih baik. Hal ini pun membuat Selandia Baru mulai bersikap tegas.

Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins bahkan menyerukan pembebasan segera. Ia juga mendesak kepada pihak KKB agar segera melepas Philip.

"Phillip adalah seorang ayah, suami, saudara laki-laki, dan anak yang sangat dicintai," kata Hipkins kepada para wartawan di Auckland.

"Saya ingin mendesak, sekali lagi, mereka yang menahan Phillip untuk segera membebaskannya," tambahnya, dikutip dari AFP. Hipkins menegaskan, sama sekali tidak ada pembenaran untuk melakukan penyanderaan.

"Semakin lama Phillip ditahan, semakin besar risiko yang dihadapi Phillip dan semakin sulit bagi dia dan keluarganya," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved