Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 29 Februari 2024 Berjudul Kaya dan Miskin Tetap Ada Kapanpun
Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Yeremia 17:5-10, Mazmur 1:1-2,3,4,6, Lukas 16:19-31.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Tahun B/II: Hari Biasa Prapaskah II berjudul, Kaya dan Miskin Tetap Ada Kapanpun.
Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Yeremia 17:5-10, Mazmur 1:1-2,3,4,6, Lukas 16:19-31.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Tuhan Yesus membentangkan perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin. Kontras, berbeda sekali keduanya. Orang kaya hidup mewah, punya banyak harta dan tidak berkekurangan; sementara itu ada Lazarus, pengemis, badannya penuh borok, sakit dan lapar, makan dari apa yang jatuh dari meja orang kaya.
Anjing-anjing menjilat borok-boroknya. Keduanya mati, tidak membawa apa-apa. Lazarus hidup dalam pangkuan bapa Abraham, sementara si kaya itu semasa hidupnya memiliki banyak keenakan, fasilitas, dikenal banyak orang, setelah kematian terisolasi, menderita dalam nyala api abadi.
Tidak ada seorang pun yang dapat menolong dan membebaskan dia. Yang dia bawa adalah derita yang abadi. Jurang antara orang kaya dan Lazarus tetaplah tidak terseberangi, akan tetap ada sampai kapan pun.
Yesus menunjukkan realitas yang sangat bertentangan antara yang kaya dan miskin, surga dan neraka, belaskasih dan sikap masa bodoh, keterbukaan dan ketertutupan. Orang kaya itu tak bernama, sedangkan si miskin itu bernama Lazarus.
Nama Lazarus berarti “Allah adalah Penolongku”. Di tengah penderitaan yang hebat, mata hati si miskin itu tetap terbuka kepada Allah sambil memohon pertolonganNya. Ia tidak kehilangan harapan pada Yang di atas sebagai andalan satu-satunya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 29 Februari 2024 Berjudul Pengemis Bernama Lazarus
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 Februari 2024, Tiga Cara Mendengarkan Suara Hati Nurani
Dalam kemelaratannya, mata si Lazarus terarah pada harta Surgawi. Sebaliknya si kaya tidak mampu menembus pandang di balik kegelimangan materi, ia tidak saja memiliki segala-galanya yang ia butuhkan, tetapi memboroskan kekayaan dengan hidup bermewah-mewah. Ia bersikap masa bodoh terhadap kebutuhan dan kekurangan orang-orang di sekitarnya.
Ia kehilangan orientasi untuk memandang Allah dan harta surgawi sebab hatinya dikuasai oleh ketamakan untuk mendapatkan kebahagiaan barang-barang duniawi. Ia lebih suka melayani harta benda daripada Allah. Akhirnya orang kaya itu menjadi orang yang paling malang dan sangat menderita.
Nabi Yeremia mengatakan:” “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan”. Nubuat Yeremia inilah yang ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam injil hari ini. Lazarus berada di Surga bukan karena dia miskin, tapi karena dia selalu mengandalkan Allah dalam hidupnya.
Sedangkan orang kaya , ia sengsara di neraka bukan karena dia kaya, tetapi karena dia hanya mengandalkan diri sendiri dan kekayaannya selama masa hidupnya. Ia merasa dapat hidup tanpa Allah, sehingga tidak ada lagi kepekaan dalam dirinya untuk berbagi dengan sesama.
Contemplasi:
Tanpa sadar, kita pun mungkin berlaku seperti orang kaya itu. Kekayaan dan kemapanan membuat kita tidak peka terhadap orang lain dan tidak lagi mengandalkan Allah. Kecanggihan zaman ini makin mengikis ketergantungan manusia pada Allah, banyak orang terseret dan melupakan Penciptanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.