Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 1 Maret 2024 Berjudul Kerajaan Allah Diambil dari Padamu
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kerajaan Allah menjadi pusat pewartaan para nabi dan terlebih oleh Yesus Kristus.
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Kerajaan Allah Diambil dari Padamu.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Jumat Biasa Prapaskah II merujuk pada Bacaan I: Kej. 37: 3-4.12-13a.17b-28, Injil : Mat. 21: 33-43.45-46
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD hari ini.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kerajaan Allah menjadi pusat pewartaan para nabi dan terlebih oleh Yesus Kristus.
Semua pengajaran Yesus selalu mengarah kepada kerajaan Allah: “Kerajaan Allah sudah dekat, percayalah dan bertobatlah, berilah dirimu di baptis maka kamu akan diselamatkan”.
Kerajaan Allah itu lalu diterjemahkan secara harafiah sebagai tempat kediaman atau rumah Allah. Namun pada saat yang sama kerajaan Allah itu juga adalah kesempurnaan hidup dalam kebahagiaan bersama Allah sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari pertama bulan Maret ini, kita disodorkan dengan bacaan-bacaan suci yang mengingatkan kita pada korban dan kerajaan Allah. Kisah Yusuf bersama saudara-sauaranya dalam kitab kejadian membantu kita mengenal tentang kebencian dan iri hati sama sekali tidak menghalangi rencana dan kehendak Allah bagi manusia.
Bahkan Allah menggunakan kelicikan dan kebencian mereka menjadi berkah bagi mereka sendiri. Kisah Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya ke Mesir adalah bagian dari perbuatan-perbuatan si jahat atau setan untuk menghalangi Allah menyebarkan kerajaan Allah di atas dunia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 29 Februari 2024 Berjudul Kaya dan Miskin Tetap Ada Kapanpun
Namun justru oleh hal-hal itulah Allah menyelenggarakan semua rencana dan kehendakNya bagi manusia dan demi tegaknya kerajaan Allah di atas bumi.
Maka terjadilah saudara-saudara Yusuf itu tidak jadi membunuhnya tetapi mereka menjualnya ke Mesir melalui orang Ismael yang melewati jalan itu. Dan akhirnya Yusuf di jual ke pedagang itu sampai di Mesir.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa kebencian dan kejahatan itu bisa terjadi di mana saja termasuk di dalam keluarga kita sendiri. Kisah jual beli atau perdagangan orang yang terjadi pada saat itu di mulai justru di dalam keluarga, saling menjual saudara sendiri untuk mendapatkan uang.
Pola yang sama juga sedang terjadi di wilayah-wilayah kita di mana keluarga menjual anaknya sendiri kepada orang lain untuk diperjualbelikan. Keluarga sebagai tempat tumbuh kembangnya kerajaan Allah ternyata juga bisa menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya kebencian dan kejahatan.
Semua itu terjadi karena setan telah menguasai kita dan keluarga-keluarga kita. Jika terjadi perpecahan dalam keluarga itu berarti setan sudah mengusai keluarga itu. Jika ada persatuan maka kerajaan Allah hadir di sana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.