Liputan Khusus
News Analysis Harga Komoditi di NTT Naik, Pengamat: Kabijakan Pro Rakyat Kecil
Permintaan Koordinator Program Studi Administrasi Bisnis FISIP undana Kupang ini mengingat terjadinya kenaikan komoditi termasuk harga beras di pasar
Dikatakan Ayodhia, stok beras di Provinsi NTT dipastikan aman. Hal itu dapat dilihat dari persediaan pada Gudang Bulog yang siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Idul Fitri nanti.
"Kemarin kita sudah cek ke Gudang Bulog itu dipastikan stok beras siap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga idul fitri," kata Ayodhia.
Menurut Pj Gubernur, pentingnya membangun kerja sama antar kota/kabupaten untuk penyediaan kebutuhan pangan. Bila stok pangan atau komoditi yang tersedia cukup atau lebih di sebuah kabupaten maka dapat disuplai untuk pemenuhan stok oleh kabupaten tetangga.
"Hal ini untuk menghemat ongkos pengiriman logistik dari luar provinsi," katanya.
Berdasarkan data dari BPS Provinsi NTT terkait perkembangan inflasi di NTT per Januari 2024 year on year (YoY) sebesar 2,70 persen berada dalam target rentang sasaran dan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka Inflasi Nasional YoY 2,57 persen.
Sejak Januari 2024, perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) terhadap 5 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT yaitu Kota Kupang, Maumere, Waingapu (yang mencerminkan Inflasi urban perkotaan) dan tambahan Kabupaten Ngada serta Kabupaten TTS (yang mencerminkan inflasi Urban dan juga inflasi rural.
IHK Kota Kupang berada pada 1,86 persen, Kota Maumere 3,57 persen, Kota Waingapu 3,57 persen, Kabupaten Ngada 2,65 persen, dan Kabupaten TTS sebesar 4,50 persen.
Ayodhia juga sudah memantau harga komoditi di Pasar Kasih, Naikoten 1, Kota Kupang. Dia mendapati sejumlah komoditi mengalami kenaikan harga. Pantauan yang dilakukan Ayodhia pada Selasa (20/2) dilakukan dalam rangka pengendalian inflasi.
Dalam pantauan itu, Ayodhia menanyakan beberapa harga komoditi kepada pedagang seperti beras, telur, minyak goreng, sayur‑sayuran, cabai, bawang merah bawang putih, kacang merah, buah alpukat, bunga pepaya, jeruk nipis, daging ayam dan beberapa komoditi lainnya dengan harga yang masih terbilang stabil.
Untuk harga komoditi sayur‑sayuran, cabai serta daging ayam terpantau stabil dan tidak mengalami kenaikan harga sesuai keterangan yang diberikan para pedagang.
Namun, beberapa komoditi lainnya mengalami kenaikan harga, seperti beras eceran yang biasanya dengan harga Rp 10.000/Kg menjadi Rp 11.500/Kg , bawang merah dari harga semula Rp.25.000/Kg naik menjadi Rp 35.000/Kg, bawang putih dengan harga semula Rp 40.000/Kg naik menjadi Rp 55.000/Kg, telur ayam harga semula Rp 55.000/rak naik menjadi Rp 60.000/rak.
Dari hasil pantauan harga pasar tersebut, Ayodhia mengharapkan agar TPID dapat segera mengambil langkah untuk mengupayakan ketersediaan stok agar harga dapat stabil dan mendorong gerakan menanam kebutuhan sehari‑hari seperti cabai, bawang dan tanaman hortikultura lainnya di pekarangan sendiri.
Usai memantau perkembangan harga komoditi pasar di Pasar Kasih, Ayodhia beserta rombongan kemudian bergerak menuju Gudang Bulog Alak. Kunjungan oleh Penjabat Gubernur itu guna memantau dan memastikan stok ketersediaan beras.
"Kita pastikan ketersediaan stok beras dan bisa mencukupi sampai bulan ramadhan. Kita harapkan tidak ada kendala apapun sehingga dapat memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat," ujar Ayodhia.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menanyakan kesediaan beras di Flores, Sumba dan Alor dan wilayah yang lain kepada Kepala Bulog NTT, Himawan Nugraha.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.