Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Februari 2024 Berjudul Supaya Mereka Bertobat

Bertobat itu meninggalkan segala sesuatu yang salah dan berubah menjadi baru. Dari sifat yang kurang baik atau tidak baik menjadi lebih baik lagi

Editor: Edi Hayong
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 17 Februari 2024 

Ini sebuah tindakan yang luar biasa sebagai simbol pertobatan, berdiri dan meninggalkan lalu pergi mengikuti Yesus. Tindakan berdiri dimaksud adalah sebuah sikap siap untuk bangun dari konteks lama (tempat duduk) atau tempat yang nyaman untuk siap meninggalkan segala sesuatunya.

Tempat duduk di rumah cukai itu menjadi tempat ternyaman bagi para pemungut cukai untuk mencari nafkah. Dan kemungkinan banyak uang yang didapat dari pekerjaan ini karena lahan basah dalam konteks kita sekarang.

Namun Levi dengan sikap siap untuk berdiri dan meninggalkan semua itu dan mengikuti Yesus. Pola inilah yang bagi Yesus menjadi sebuah pola yang tepat untuk sebuah proses pertobatan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 Februari 2024, "Berpuasa yang Benar"

Tapi orang Farisi melihat proses pertobatan itu secara berbeda dan dianggap sangat naif karena Yesus bisa makan bersama dengan para pemungut cukai itu bersama Levi karena Levi mengundang Yesus makan bersama di rumahnya untuk merayakan peristiwa ‘pertobatan’ itu.

Dan Yesus menepis anggapan negatif ini “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang yang benar tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat.” Jawaban Yesus atas anggapan negatif inilah yang membuat mereka tak mampu melawan Yesus lagi tentang hal ini.

Jawaban Yesus yang sama sama inilah juga berlaku untuk kita. Yesus sudah memanggil kita orang yang berdosa ini kepada pertobatan. Namun banyak di antara kita yang masih saja tidak tahu apa maksud Tuhan memanggil kita.

Kita kadang atau seringkali masih sangat kuat mempertahankan “kursi kenyamanan” kita dan yang masih melekat kuat dalam diri kita sehingga sulit untuk berdiri dan siap meninggalkan semua itu untuk mengikuti Yesus.

Karena kursi itu menghasilkan kedudukan, uang, kesenangan, pesta dan seterusnya dan kita masih sulit untuk melepaskannya karena keterikatan secara daging.

Maka kita perlu belajar seperti Levi untuk “berdiri dan meninggalkan” semua hal yang mengikat kita. Usaha untuk berdiri itu menjadi usaha terus menerus agar kita tidak kembali di kursi kita yang sama tetapi pada perubahan diri kita pada pertobatan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua dipanggil oleh Yesus untuk mengikutiNya sebagai bentuk pertobatan. Kedua, pertobatan itu dimulai dengan “berdiri dan meninggalkan”.

Ketiga, kita kadang bahkan sering sulit untuk meninggalkan karena kelekatan kita maka kita butuh pertobatan agar kita lebih mampu bertobat.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG..COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved