Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 17 Februari 2024 Berjudul Supaya Mereka Bertobat

Bertobat itu meninggalkan segala sesuatu yang salah dan berubah menjadi baru. Dari sifat yang kurang baik atau tidak baik menjadi lebih baik lagi

Editor: Edi Hayong
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 17 Februari 2024 

  POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Supaya Mereka Bertobat.

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Sabtu sesudah Rabu Abu merujuk pada Bacaan I, Yes. 58: 9b-14, Injil : Luk. 5: 27-32.

Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bertobat itu sebuah tindakan yang dilakukan untuk satu tujuan tertentu. Dan untuk menjadi bertobat tak akan sekali jadi tetapi selalu ada prosesnya.

Bertobat itu meninggalkan segala sesuatu yang salah dan berubah menjadi baru. Dari sifat yang kurang baik atau tidak baik menjadi lebih baik lagi.

Menjadi persoalan paling berat dalam satu proses pertobatan adalah mengalahkan diri sendiri karena bertobat itu berhubungan langsung dengan diri kita sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari Sabtu sesudah hari Rabu abu ini kita kembali disuguhkan dengan tema bertobat dari bacaan kita hari ini. Nabi Yesaya masih menyuarakan amanah Tuhan kepada bangsa Israel untuk menjalankan puasa mereka dengan cara melakukan kebajikan kepada orang lain yang membutuhkan.

Jika semua perbuatan baik itu dilakukan maka terangmu akan terbit di tengah kegelapan dan Tuhan akan menuntunnya senantiasa. Dan dalam Injil hari ini mengisahkan tentang panggilan seorang Levi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 Februari 2024, Model Puasa Kita: Membandingkan?

Dikisahkan bahwa ketika Yesus melihat seorang pemungut cukai yang bernama Levi itu sedang duduk di rumah cukai. Ketika Yesus lewat di rumah cukai itu Yesus berkata: “Ikutilah Aku!” Bagi Yesus panggilannya terhadap Levi itu pasti menimbulkan kontroversi.

Yesus tahu dan kenal bahwa Levi itu seorang pemungut cukai dan apalagi sedang duduk di rumah cukai dan Yesus berani memanggilnya untuk mengikutiNya. Dan ini terkesan aneh karena di kalangan orang Yahudi, seorang pemungut cukai adalah seorang yang berdosa karena dianggap telah banyak berbuat dosa karena korupsi dan lainnya.

Mereka dianggap telah memungut pajak lebih tinggi dari apa yang sudah ditetapkan dan begitu banyak praktek kecurangan yang dilakukan oleh para pemungut pajak ini.

Label yang diberikan kepada para pemungut cukai ini membuat mereka sangat dibenci dan dianggap sebagai orang berdosa. Namun Levi, seorang pemungut cukai juga dan memiliki nama dan dipanggil oleh Yesus untuk mengikutiNya.

Levi merasa dia dicintai dan disapa oleh Yesus dan “berdirilah Levi dan meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Dia”. Yang dilakukan oleh Levi ketika dipanggil Yesus adalah “Berdirilah dan meninggalkan segala sesuatu”.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved