Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 16 Februari 2024 Berjudul  Pada Waktu Itulah Mereka Berpuasa

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Hari Jumat Sesudah Rabu Abu merujuk pada Bacaan I, Yes. 58: 1-9a, Injil : Mat. 9: 14-15

Editor: Edi Hayong
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 16 Februari 2024 

Dalam konteks pembicaraan Yesus dan murid-murid Yohanes ini, kita melihat jawaban Yesus menjadi acuan paling penting untuk menilai puasa yang sebenarnya. Jawaban Yesus atas pertanyaan murid Yohanes itu mau menjelaskan bahwa puasa yang benar dalam konteks jawaban Yesus itu lebih kepada waktunya karena para murid Yohanes itu menjelaskan tentang mereka dan orang-orang Farisi itu berpuasa tetapi para murid Yesus tidak berpuasa.

Bagi Yesus, moment yang penting untuk berpuasa bagi para muridNya dan yang kita jalankan sekarang adalah sebuah masa di mana kita sedang merenungkan bersama Yesus akan penderitaan, wafat dan kebangkitanNya dan bukan sekedar sebuah ritus berpuasa itu sendiri.

Jadi kita memulai berpuasas ketika “mempelai itu diambil dari antara mereka” saat Yesus memulai masa penderitaan sampai wafat dan bangkit pada hari ketiga. Bagi Yesus, berpuasa yang tepat itu berpuasa bersama-sama denganNya untuk merasakan penderitaan, wafat dan kemenangan kebangkitanNya.

Maka doa, puasa dan sedekah  kita sepanjang 40 hari ini berarti sebuah proses membawa diri kita untuk ambil bagian dalam penderitaan, wafat dan kebangkitan Tuhan sendiri. Masa retret agung selama 40 hari ini kita diberi ruang yang cukup untuk masuk sepenuhnya dalam situasi Tuhan sendiri.

Maka tujuan utama kita berpuasa dalam konteks pembaharuan ini adalah agar kita bisa mengalahkan dosa dengan menyangkal diri dan memikul salib setiap hari dan mengikuti Yesus. Berpuasa bagi kita adalah jalan menuju keselamatan dalam sedekah, doa, dan puasa.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 15 Februari 2024, Kebijaksanaan Kita dalam Memilih

Namun kita dalam semua proses puasa kita selama 40 hari kadang atau bahkan sering kita tidak setia dan lebih banyak mengikuti tuntutan keinginan kita sendiri dan bukan sebagai jalan pemurnian diri lewat menyangkal dan memikul salibNya karena berpuasa kita adalah proses mengambil bagian dalam penderitaan, wafat dan kebangkitan Tuhan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita sudah menyatakan diri sebagai pengikut Yesus, maka pola berpuasa kita pun harus mengikuti pola Yesus.

Kedua, berpuasa yang benar adalah juga memberi diri kepada orang lain dan dengan korban yang pantas bagi banyak orang.

Ketiga, berpuasa pada akhirnya harus menghantar kita untuk mengambil bagian dalam penderitaan, wafat dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved