Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Februari 2024 Berjudul Berapa roti Ada Padamu?
Semenjak mudanya Skolastika bercita-cita menjadi seorang biarawati agar lebih total menyerahkan hidupnya kepada Allah dalam doa dan tapa
Mereka diminta untuk bisa menyiapkan makanan bagi begitu banyak orang dalam situasi dan tempat semacam itu adalah sebuah keniscayaan alias ketidakmungkinan.
Apalagi mereka sendiri juga tidak punya apa-apa untuk bisa dibagikan kepada begitu banyak orang. Dalam situasi seperti ini, Yesus sebenarnya tahu apa yang harus dibuatNya. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” Pertanyaan ini sederhana sekaligus menyentak karena para murid sudah tak tahu harus berbuat apa.
Dan mereka dengan polos menjawab: “Tujuh”. Jawaban yang polos dan jujur dari para muridNya ini membuat mereka merasa untuk apa dengan tujuh roti ini untuk sekian banyak orang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 Februari 2024, "Bene Omnia Fecit: Ia Menjadikan Segala-galanya Baik"
Namun ketika Yesus memulai beraksi untuk meminta semua orang itu duduk dan mengambil roti itu dan mengucapkan syukur dan memecah-mecahkan lalu memberikan kepada para muridNya untuk dibagikan kepada semua orang yang banyak itu termasuk beberapa ikan dan semua orang makan sampai kenyang bahkan sampai ada yang tersisa.
Yesus mau mengajarkan kepada kita untuk tidak kalah dengan keadaan apapun karena masih ada Dia. Yang terpenting adalah apakah kita masih punya “roti dan ikan” sebagai lambang iman kita kepada Allah.
Tuhan tidak menuntut jumlahnya tetapi apakah masih ada itu iman kita kepadaNya? Apapun yang kecil atau sederhana yang ada pada kita, akan bisa menjadi hal yang besar di tangan Tuhan.
Kita kadang atau bahkan sering andalkan diri kita sendiri, padahal Tuhan selalu ada di dalam hati kita untuk siap membantu kita. Pertanyaanya, masihkah kita punya ‘roti’ yang ada pada kita untuk dipersembahkan kepada Tuhan?
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: setiap kita pasti mengakui keterbatasan kita sebagai seorang manusia.
Kedua, keterbatasan itu seharusnya membuat kita selalu punya ‘roti iman’ untuk selalu datang kepada Yesus.
Ketiga, karena hanya dalam tangan Tuhan, keterbatasan dan kelemahan kita bisa menjadi sebuah berkat bagi banyak orang.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.