Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, Hatinya Jauh dari PadaKu
Maka ketika hati kita penuh dengan sukacita atau kehendak yang baik maka perbuatan kita pun akan menjadi baik
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis Bruder Pio Hayon SVD mengangkat judul, Hatinya Jauh dari PadaKu.
Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD Selasa Hari Biasa Pekan V PW. Sto. Paulus Miki dan teman-teman, Martir merujuk pada Bacaan I, 1Raj. 8: 1-7.9-13 dan Injil : Mrk. 6: 53-56.
Berikut ini teks lengkap renungan yang ditulis, Bruder Pio Hayon SVD.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap perbuatan kita adalah gambaran akan satu kehendak dan niat dari hati kita. Maka ketika hati kita penuh dengan sukacita atau kehendak yang baik maka perbuatan kita pun akan menjadi baik.
Tetapi jika perbuatan kita tidak menunjukkan sesuatu yang baik maka sebenarnya hati kita juga tidak baik. Karena semua yang tampak itu keluar dari dalam perbendaharaan hati kita sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja sejagat merayakan peringatan Santo Paulus Miki dan kawan-kawannya yang telah menjadi martir di Jepang karena tetap mempertahankan iman akan Kristus. Paulus Miki dalam keluarga bangsawan Militer Jepang yang sudah menjadi Kristen. Ayahnya adalah pemimpin militer Miki Handayu.
Paulus Miki merasakan panggilan untuk hidup religius dari masa mudanya. Karena itu ia masuk Jesuit pada tahun 1580, dan dididik menjadi katekis di kolese Jesuit di Azuchi dan Takatsuki. Paulus Miki kemudian menjadi seorang penginjil dan pengkotbah yang luar biasa.
Pada tahun 1597 seorang penguasa Jepang yang amat berpengaruh, Hideyoshi, mendengar hasutan seorang pedagang Spanyol. Pedagang itu membisikkan bahwa para misionaris adalah pengkhianat bangsa Jepang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, "Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan Martir"
Ia menambahkan bahwa para pengkhianat itu akan mengakibatkan Jepang dikuasai oleh Spanyol dan Portugis. Hasutan itu tidak benar dan tidak masuk akal. Tetapi, Hideyoshi menanggapinya dengan berlebihan, sehingga Ia menangkap duapuluh enam orang yang dianggapnya sebagai para pengkhianat.
Mereka yang ditangkap terdiri dari enam orang biarawan Fransiskan dari Spanyol, Meksiko dan India; tiga orang katekis Yesuit Jepang, termasuk St. Paulus Miki; dan tujuh belas Katolik awam Jepang, termasuk anak-anak.
Akhirnya semua mereka dibunuh dengan proses penyaliban dan ditombak sampai mati. Dan Paulus Miki pada saat penyaliban itu dia masih saja berkotbah sampai wafatnya. Imannya yang teguh dan tulus membuat Paulus Miki dan teman-temannya rela mati demi Kristus.
Tak ada kepalsuan dan kemunafikan tergambar dalam perjuangan mereka dan itu terlahir dari hati mereka yang sangat mencintai Tuhan. Perbendaharaan hati mereka yang penuh iman dan kepenuhan hati akan Allah menyanggupkan mereka rela mati demi Tuhannya.
Pesan iman inilah yang diangkat oleh Yesus dalam injil hari ini ketika Yesus berhadapan dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang datang kepada Yesus dan mulai bertanya: “Mengapa murid-muridMu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.