Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, "Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan Martir"

Pada Hari Peringatan Santo Paulus Miki, dkk, Imam & Martir; Kita diminta untuk merenung peristiwa tragis yang dialami Paulus Miki dan kawan-kawannya.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan Martir 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, peringatan Hari Santo Paulus Miki.

Renungan Harian Katolik ditulis oleh RP Markus Tulu SVD dan berjudul "Peringatan Santo Paulus Miki, Imam dan Martir".

bacaan injil diambil dari Injil Markus 7:1-13.

Pada Hari Peringatan Santo Paulus Miki, dkk, Imam & Martir; Kita diminta untuk merenung peristiwa tragis yang dialami Paulus Miki dan kawan-kawannya.

Mula-mula penguasa Jepang memerintahkan agar para misionaris yang berkarya di Jepang segera meninggalkan negeri itu.

Dan mereka yang tidak mematuhi perintah itu akan dibunuh. Paulus Miki, seorang imam Jesuit yang sangat pandai berkotbah.

Ketika terjadi penganiayaan Paulus Miki berumur 33 tahun. Selain dia, dikenal juga dua orang guru agama yakni; Yohanes Goto dan Yakobus Kisai.

Kedua orang ini kemudian diterima dalam Novisiat bruder-bruder Jesuit. Penyiksaan atas mereka ini sungguh kejam; telinga mereka disayat, tubuh mereka disesah hingga memar dan berdarah.

Setelah itu mereka diantar keliling kota untuk dipertontonkan kepada seluruh rakyat. Kepada penguasa yang menyiksa mereka, Paulus Miki atas nama teman-temannya juga menulis surat demikian; "Apakah dengan penyiksaan ini kalian sanggup merampas harta dan kemuliaan yang telah diberikan Tuhan  kepada kami?"

Sesudah itu Paulus Miki dan kawan-kawannya itu digiring ke sebuah bukit pinggir kota Nagasaki. Rakyat banyak sudah menunggu di sana.

Dan mereka akhirnya disesah dan disalibkan di hadapan orang banyak itu. Tapi dari atas salib, Paulus Miki tetap saja berkotbah untuk meneguhkan kawan-kawannya, sampai lambung mereka ditusuk dengan tombak hingga mati.

Peristiwa tragis tapi mulia ini mengingatkan kita untuk hidup dengan iman yang utuh. Karena hanya dengan iman yang utuh Paulus Miki dan kawan-kawannya berani dan bertahan menerima salib. Karena iman yang utuh, Salomo akhirnya setelah mendirikan rumah Tuhan, merentangkan tangannya dan berdoa, "Dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan hari ini, ya Tuhan.

Tidak ada Allah selain Engkau ya Tuhan, Allah Israel. Nama-Mu kami percaya akan tinggal selama-lamanya di rumah Tuhan yang telah kami dirikan. Kami percaya bahwa apabila Engkau mendengarkan seruan kami maka Engkau akan mengampuni."

Baca juga: Renungan Harian Katolik 5 Februari 2024, Hari Peringatan Santa Agata, Perawan dan Martir

Hal utama yang mesti diperhatikan di sini adalah kemurnian hati dan keutuhan iman. Karena banyak fakta bahwa orang sangat menekankan peraturan seperti, "mencuci tangan sebelum makan tapi padahal mereka hanya membasuh bagian luar dan bagian dalamnya tidak bersih dan tidak murni.

Sehingga Yesus mengecam keras, "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku."

Mungkin kita juga sering mengabaikan perintah Allah karena menjadi begitu ketat berpegang pada adat istiadat yang banyak kali membelenggu hidup manusia." 1Raj. 8:22-23.27-30; Mrk. 7: 1-13. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved