Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 2 Februari 2024, Memaknai Sebuah Persembahan Diri
Orangtua Yesus membawa-Nya ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Allah, sebagaimana ditentukan oleh Hukum Taurat
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Memaknai Sebuah Persembahan Diri.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik Hari Jumat 2 Februari 2024, THN B/II: Hari Biasa Pekan IV merujuk bacaan : Maleakhi 3:1-4 atau Ibrani 2:14-18
Mazmur 24:7.8.9.10, Lukas 2:22-32 (Singkat)
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik ditulis oleh RP. John Lewar SVD.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Empat puluh hari yang lalu kita merayakan Pesta Natal, Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus dengan penuh sukacita dan semarak. Kini kita merayakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah.
Pada hari ini kita mengenang Yesus sebagai manusia memenuhi hukum Taurat sehingga dipersembahkan di dalam bait Allah. Namun hal yang paling penting di
sini adalah Yesus datang ke dalam Bait Allah untuk berjumpa dengan umat manusia yang percaya kepadaNya. Ini semua karena karya Roh Kudus.
Maria dan Yosef didorong oleh Roh Kudus datang mempersembahkan Yesus di dalam Bait Allah. Orangtua Yesus membawa-Nya ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Allah, sebagaimana ditentukan oleh Hukum Taurat.
Mereka mempersembahkan putra sulungnya seturut tatacara agama Yahudi. Maria dan Yosef mempersembahkan anak lakilakinya kepada Allah di Bait Allah. Sekalipun hidup sederhana, mereka memberikan yang terbaik yang mereka miliki.
Selain anak sendiri, mereka juga mengorbankan sepasang tekukur sebagai ucapan syukur. Orang pertama yang mereka jumpai adalah Simeon. Simeon digambarkan
sebagai orang benar, saleh, menantikan penghiburan bagi umat Israel.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 2 Februari 2024, MenyerahkanNya Kepada Tuhan
Roh Kudus juga ada di atasnya dan ia dikuatkan Roh Kudus untuk bertahan dalam hidup demi melihat Mesias. Ketika melihat Yesus, ia menjemput dan menatangnya serta memuji Allah. Ia bersukacita karena melihat keselamatan dari Allah.
Masa depan Yesus sebagai Penyelamat juga diungkapkan oleh Simeon. Penderitaan akan dialami oleh Yesus dan ibunya juga akan berdukacita. Hana, seorang nabiah juga bersukacita karena melihat keselamatan.
Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah, siang malam beribadah, berpuasa dan berdoa. Pada akhirnya Yesus digambarkan bertumbuh sebagai anak istimewa. Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya.
Kisah Yesus ini menarik perhatian kita. Terdapat dua hal. Pertama, Yesus lahir dan bertumbuh dalam sebuah keluarga manusia. Dari segi agama, Ia seorang Yahudi sehingga dipersembahkan di dalam Bait Allah.
Ia benar-benar berempati dengan hidup manusia dan dengan demikian kita juga sungguh-sungguh menjadi Anak Allah. Kedua, kita menjadi tahu bahwa Yosef dan Maria sungguh-sungguh merupakan orang tua yang setia dan taat, baik secara spiritual kepada Allah maupun secara sosial menurut adat kebiasaan masyarakat
setempat.
Maria dan Yosef bertanggung jawab sebagai orang tua di hadirat Allah. Meskipun Ia adalah Anak Allah tetapi “sungguh–sungguh manusia”. Orang tuanNya mempersembahkanNya sebagai milik Tuhan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.