Berita Internasional

Papua Nugini Bahas Perjanjian Keamanan dengan Tiongkok Meskipun Ada Hubungannya dengan Australia

Port Moresby dan Beijing sedang dalam negosiasi awal mengenai kesepakatan kepolisian setelah kerusuhan mematikan melanda ibu kota pada bulan Januari.

Editor: Agustinus Sape
AP
Presiden Tiongkok Xi Jinping saat berkunjung ke Papua Nugini pada tahun 2018. Saat ini Port Moresby dan Beijing sedang membahas perjanjian keamanan. 

Kepada X, Komisi Tinggi India di Papua Nugini mengatakan, “Menanggapi kebutuhan mendesak PNG, bantuan darurat India senilai USD 1 juta yang diberikan oleh India, diterbangkan ke Kimbe (dari Port Moresby) oleh @AusAirForce @AusHCPNG, untuk selanjutnya distribusi di provinsi West New Britain. Teman yang membutuhkan adalah teman yang sesungguhnya!"

Awal bulan lalu, sebagai kelanjutan dari komitmen India untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Papua Nugini yang terkena dampak letusan gunung berapi, sebuah penerbangan carter khusus yang membawa perbekalan lepas landas dari New Delhi.

Baca juga: Pasca Kerusuhan Papua Nugini, Menteri Timothy Masiu Akan Tutup Media Sosial Selama 10 Hari 

Menurut Kementerian Luar Negeri (MEA - Ministry of External Affairs), inisiatif ini merupakan bagian dari bantuan senilai $1 juta yang diumumkan oleh India untuk membantu pasca bencana. Perbekalan tersebut meliputi sekitar 11 ton bahan bantuan bencana dan 6 ton bantuan medis.

Khususnya, India mengirimkan pasokan HADR (pemulihan bencana dengan ketersediaan tinggi) untuk masyarakat Papua Nugini (PNG) setelah letusan gunung berapi.

Ulawun, gunung berapi paling aktif di negara Pasifik Selatan, memuntahkan asap hingga 15 km (9,3 mil) ke udara pada tanggal 20 November, kata Divisi Manajemen Bahaya Geo di negara tersebut, dalam letusan signifikan pertamanya dalam beberapa tahun, seperti dilansir Al Jazeera.

India dengan tegas mendukung Papua Nugini selama masa krisis dan kehancuran yang disebabkan oleh bencana alam, seperti yang terjadi setelah gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut pada tahun 2018 dan letusan gunung berapi pada tahun 2019.

Ulawun telah berulang-ulang meletus sejak tahun 1700-an dan letusan signifikan terakhir terjadi pada tahun 2019 yang memaksa lebih dari 5.000 orang mengungsi, menurut Al Jazeera.

Baca juga: Agenda Kunjungan Paus Fransiskus 2024: ke Timor Leste, Belgia, Papua Nugini, dan Indonesia

(theage.com.au)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved