Berita Ekslusif

AIHSP Bantu 201.000 Dosis Vaksin HPR untuk Tanggulangi Rabies di NTT

Kasus kematian akibat virus rabies di NTT mencapai 36 orang. 35 orang meninggal akibat rabies di tahun 2023 dan tahun 2024 tercatat satu kematian

|
POS KUPANG
PODCAST RABIES - Dari kanan ke kiri (duduk): Kepala Bidang Kesehatam Hewan dan Kesmavet Disnak NTT, drh. Melky Angsar, M.Sc, Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos., M.M, Kepala Dinas Kesehatan dan Dukcapil NTT, Ruth Diana Laiskodat, S.Si., Apt., M.M, bersama Host News Manager Pos Kupang, Novemy Leo, serta pihak AIHSP, usai Podcast Strategi Tepat Perani Rabies di Timor NTT, Jumat (19/1). 

N : Apakah saat ini di Puskesmas, khususnya wilayah Timor, sudah ada vaksin anti rabies sehingga masyarakat bisa mendapatkan pelayanan terkait rabies?

Baca juga: Belu Jadi Pilot Project Program Director AIHSP

R : Stoknya ada di instalasi farmasi provinsi di Dinas Kesehatan Dukcapil provinsi NTT, kemudian di 18 kabupaten yang terkena sebenarnya kita mempunyai stok yang cukup sampai saat ini, VAR diberikan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2023 57.300 vial.

Kemudian stok kita tahun sebelumnya 11.796 vial jadi total vaksin rabies untuk manusia 69.096 vial. Nah kalau SAR, kalau tergigit di leher ke atas pasti dokter suntiknya serum anti rabies (SAR). Kalau tergigit leher ke bawah, yang diberikan adalah vaksin anti rabies. Tujuannya sama.

Meningkatkan imun tubuh. Kalau kita orang awam menyebutnya supaya tubuh tetap kuat membentuk imun menghadapi virus Lyssa tadi dari gigitan anjing. Total yang sudah diberikan kepada 18 kabupaten/ kota itu 56.104 VAR dan 796 SAR.

PODCAST RABIES - Dari Kanan ke Kiri : Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Disnak NTT, Kalak BPBD NTT, Kepala Dinkesdukcapil NTT, bersama Host News Manager Pos Kupang, Novemy Leo, serta pihak AIHSP, usai Podcast Strategi Tepat Perani Rabies di Timor NTT, Jumat (19/1).
PODCAST RABIES - Dari Kanan ke Kiri : Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Disnak NTT, Kalak BPBD NTT, Kepala Dinkesdukcapil NTT, bersama Host News Manager Pos Kupang, Novemy Leo, serta pihak AIHSP, usai Podcast Strategi Tepat Perani Rabies di Timor NTT, Jumat (19/1). (POS KUPANG)

N : Sudah ada di setiap kabupaten khususnya di wilayah Timor, Puskesmas-Puskesmasnya ada?

R : Disimpannya harus di instalasi farmasi. Kalau dibutuhkan nanti Puskesmasnya ambil ke sana karena dia harus menyimpan dengan suhu tertentu. Kita masih punya stok 9.900 sekian, serumnya kita masih punya stok 59 jadi sampai dengan saat ini kalau masyarakat tergigit, segeralah ambil tahapan itu.

N : Bagaimana prosedur pengambilannya jika ada masyarakat di desa terpencil tergigit?

R : Teman-teman Puskesmas akan ambil ke instalasi atau teman-teman instalasi mengirim, karena tidak boleh lebih dari 7 hari sudah harus diberikan serum, tidak boleh lebih dari 14 hari sudah harus diberikan vaksin. Artinya kan punya waktu cukup untuk ambil karena kalau disimpan di Puskesmas seluruhnya ternyata di situ tidak ada kasus, nanti ada desa tertentu yang ada kasus selain yang tergigit itu harus distok cukup sehingga sentralnya harus ada di ibu kota kabupaten.

Baca juga: Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Vaksin 18.673 Ekor Hewan Penyebar Rabies

Bagaimana dengan provinsi? Sama. Kalau kabupaten stoknya menurun kemudian ada gejala gigitan kasus kemungkinan bisa kena lagi kedua dan ketiga. Nah dia harus minta stoknya ke provinsi dan selama ini belum pernah terjadi ada gigitan membutuhkan SAR atau VAR tidak ada.

Kecuali kasus kematian yang terjadi yang kita dengar, kita prihatin dan turut berduka untuk itu, saudara-saudara kita itu berpikir, yang menggigit itu anjing sendiri, sehingga mereka merasa kan sudah tiap hari bersama-sama, dia tidak tahu kalau mulai 23 Mei 2023, daratan Timor ada kemungkinan tergigit anjing yang sudah rabies.

N : Berapa banyak angka kematian di NTT saat ini?

R : Kita prihatin. Kematian tahun 2023, 35 kasus dan 2024 sudah ada 1 kematian. Untuk yang paling tinggi di tahun 2023, TTS ada 13 kemudian diikuti oleh Sikka 6, Ende 5, Manggarai 3, tapi TTU sudah mulai banyak, 3, kemudian ada kematian di Malaka 1, di Manggarai Timur 2, Ngada 1, Nagekeo 1, sehingga titik kritisnya apabila tergigit anjing saat ini, daratan Timor kecuali Belu, Kota Kupang, Kabupaten Kupang belum ada yang positif maka segeralah ambil tahapan itu dan harus datang ke sarana pelayanan kesehatan karena di situ dokter akan memutuskan akan memberikan serum anti rabies atau vaksin anti rabies. Ingat bahwa vaksin anti rabies kalau disuntik satu kali jangan tidak datang lagi.

Baca juga: Pohon Pisang Layu Bakteri, Bupati Manggarai Barat Minta AIHSP Buat Program Pembasmi Hama

Kemudian 7 hari datang lagi, lalu tiga minggu harus datang lagi , disuntik Kiri Kanan bagian atas, seminggu datang lagi disuntik sekali, boleh Kiri boleh Kanan, kemudian 21 hari datang lagi, boleh di Kiri, boleh di Kanan. Itu penting karena pemerintah siap untuk melakukan itu tapi kadang-kadang masyarakat tidak datang karena tidak mengetahui saat ini Timor beberapa Kabupaten sudah terkena.

N : Pak Melki, bagaimana dengan Dinas Pertanian untuk HPRnya?

M : Kita Dinas Peternakan provinsi memang sejak awal kita dropping vaksin rabies dan total 226.000 dosis vaksin sudah kami distribusikan dan khusus untuk Pulau Timor saja kami sudah distribusi 122.500 dosis.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved