Berita Kota Kupang

Komitmen Bersama UNICEF, Korem 161/Wira Sakti dan YSSP untuk Percepatan Cegah Stunting 

Kegiatan ini bertujuan untuk memberi informasi yang lebih mendalam tentang perilaku kunci yang perlu didukung oleh masyarakat

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Komitmen bersama UNICEF, Korem 161/Wira Sakti, YSSP didukung Tanoto Foundation melakukan percepatan pencegahan stunting. 

Lalu, ibu hamil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan dan  datang ke posyandu setiap bulan bagi balita untuk pemantauan pertumbuhan, perkembangan dan imunisasi. 

Pada kesempatan ini, pemaparan materi terkait oleh tiga pembicara dan dimoderatori oleh Kapten Inf. Alexander Bessie selaku Pasi Bakti Korem 161/ Wira Sakti. 

Mewakili Komandan Korem 161/ Wira Sakti, Mayor Inf. Sadiman memaparkan kerja-kerja nyata sebagai dukungan Korem 161/ Wira Sakti dalam mendukung percepatan penurunan stunting di NTT. 

Korem 161/ Wira Sakti memiliki 14 Kodim, 75 Ramil dan 2.288 Babinsa, yang dapat diberdayakan karena tersebar di seluruh wilayah. 

Korem 161/ Wira Sakti telah mendukung penyediaan air bersih melalui program TNI AD manunggal air yang telah mendukung kebutuhan 164. 740 jiwa masyarakat NTT. 

Kemudian, peningkatan ketersediaan pangan melalui program ketahanan pangan di 12,168 Ha lahan pertanian, pemberdayaan pelayanan Kesehatan melalui program KB Kesehatan TNI dan Home visit Babinsa masuk dapur. 

Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil NTT, Ruth D. Laiskodat, menyampaikan materi tentang situasi dan tantangan pola konsumsi makanan bergizi untuk pencegahan stunting di Provinsi NTT.

Data e-PPGBM menunjukan penurunan angka stunting di NTT sudah turun menjadi 15,2 persen dan wasting sebesar 8,8 persen, dimana hanya 2 kabupaten yang mengalami kenaikan prevalensi stunting di NTT.  

Stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan akibat kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI yang mulai diberikan pada usia 6 bulan. Di NTT, hanya 58,6 persen balita selalu mengonsumsi sumber protein hewani.

Selain itu, Kadis Disdukcapil juga memaparkan gambaran pola asuh dan pola makan anak stunting usia 6-24 bulan di NTT. 

Disdukcapil, kata dia, telah melaksanakan PMT Lokal Pemulihan bagi balita gaze kurang dan ibu hamil KEK, dan edukasi gizi bagi keluarga. Kadis juga menekankan pentingnya pencegahan dan penanganan balita gizi kurang dan gizi buruk, karena akan beresiko menjadi stunting.

Nutrition Officer UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Ha’i Raga Lawa memberikan informasi lebih mendalam tentang perilaku - perilaku kunci yang perlu didukung oleh seluruh masyarakat dalam mendukung upaya percepatan pencegahan stunting oleh pemerintah. 

Adapun kelompok masyarakat perlu didukung dalam melaksanakan perilaku-perilaku tersebut adalah ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan selain remaja puteri. 

UNICEF juga telah mendukung pengembangan payung hukum dalam mendukung salah satu perilaku yaitu pemberian air susu ibu (ASI) melalui pengembangan Peraturan Gubernur untuk Pemenuhan Hak Anak Melalui Pemberian ASI pada tahun 2023. 

Pergub ini siap untuk disosialisasikan kepada seluruh perangkat daerah, pihak swasta dan mitra-mitra pembangunan dalam implementasi lebih lanjut Pergub ini ke tingkat kabupaten dan masyarakat. 

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved