Berita Kota Kupang
PKL di Jalan Timor Raya Sampaikan Pesan dan Harapan di HUT Kota Kupang
Dominggus berharap pemerintah dapat menyelesaikan masalah ini secara serius agar PKL dan kelompok miskin lainnya dapat hidup lebih sejahtera.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Kupang ke-139 sekaligus peringatan ke-29 sebagai daerah otonom, para pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Timor Raya, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, menyampaikan pesan dan harapan mereka kepada pemerintah.
Selain itu, mereka juga turut mengucapkan selamat atas momen bersejarah ini, dengan harapan Kota Kupang semakin maju dan sejahtera.
Dominggus Nokas (27), seorang tukang tambal ban yang beraktivitas di kawasan tersebut, mengungkapkan harapannya agar pemerintah lebih memperhatikan nasib kelompok masyarakat miskin, termasuk para PKL.
“Harapan saya semoga pemerintah bisa memperhatikan kami kelompok masyarakat miskin dan para PKL,” ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM pada Jumat (25/4/2025).
Ia menambahkan bahwa akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan, khususnya bagi anak-anak mereka, menjadi kebutuhan mendesak yang diharapkan dapat dipenuhi.
Baca juga: Ketua DPRD Minta HUT Kota Kupang Jadi Momentum Kedewasaan Semua Orang Membangun Kota
Salah satu kendala besar yang dihadapi, menurut Dominggus, adalah lambatnya pengurusan data kependudukan.
“Karena mengurusnya lama, harus menunggu sampai berbulan-bulan, bahkan tahun, kami tidak jadi dapat bantuan,” keluhnya.
Dominggus berharap pemerintah dapat menyelesaikan masalah ini secara serius agar PKL dan kelompok miskin lainnya dapat hidup lebih sejahtera.
Dominggus juga tak lupa menyampaikan ucapan selamat: “Selamat HUT Kota Kupang ke-139 dan hari jadi ke-29 sebagai daerah otonom. Semoga Kota Kupang semakin maju, sejahtera, dan menjadi kebanggaan bagi seluruh warga kota kupang,” ujarnya.
Senada dengan Dominggus, Nedi Haning (26), seorang penjual buah-buahan yang telah berjualan di Jalan Timor Raya selama lebih dari satu tahun, menyampaikan keluhannya terkait penertiban PKL yang kerap dilakukan tanpa solusi yang jelas.
“Kami butuh tempat yang layak untuk berjualan, bukan hanya digusur tanpa ada solusi. Ini adalah mata pencaharian kami sehari-hari,” ungkap ibu dua anak ini.
Baca juga: HUT ke-139 Kota Kupang, dr. Christian Widodo: Momentum Perkuat Semangat Pelayanan dan Kolaborasi
Nedi menambahkan bahwa seringnya mereka dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain membuat usaha mereka terancam. “Kami sudah sering berpindah-pindah, kalau pindah tempat jualan terus nanti usaha kami bisa mati,” tegasnya.
Ia juga meminta adanya regulasi yang jelas mengenai zona perdagangan agar para PKL tidak terus berada dalam ketidakpastian hukum.
“Kami tidak menolak aturan, tetapi tolong beri kami tempat yang aman untuk berjualan. Jika pemerintah bisa menata kami dengan baik, tentu kami juga akan ikut aturan,” tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.