Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 17 Januari 2024, Berbuat Baik atau Jahat

Kepada orang-orang tersebut Antonius senantiasa memberikan nasehatinya, dimana salah satu nasehatnya dan mendapat peneguhan iman

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Rabu 17 Januari 2024 

Pola hidupnya yang benar ditunjukkan oleh Santo Antonius entah lewat doa-doa dan kontemplasinya yang ketat tetapi juga terlebih membantu orang miskin dan memperkaya orang-orang kristen yang dilanda guncangan iman.

Praktek pelaksanaan iman yang benar inilah yang diangkat Yesus dalam injil hari ini. Yesus dengan orang Farisi yang selalu mempertahankan tradisi sampai melupakan inti dari tradisi itu sendiri.

Seperti kemarin dan hari ini, masih berkutat seputaran hari Sabat. Kalau kemarin soal para murid Yesus yang memetik bulir gandum pada hari Sabat, hari ini tentang Yesus yang menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat.

Dikisahkan bahwa Yesus sedang mengajar di rumah ibadat dan di situ ada orang yang sakit mati sebelah tangannya. Sebenarnya tidak ada persoalan apa-apa, karena Yesus datang untuk mengajar di rumah ibadat itu.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 16 Januari 2024, Hari Sabat Diadakan untuk Manusia

Menjadi masalah ketika orang-orang Farisi itu mengamat-amati Yesus yang sedang mengajar itu jangan sampai juga menyembuhkan orang yang sakit itu. Dengan cara itu, mereka dapat mempersalahkan Yesus karena telah menyembuhkan orang pada hari Sabat.

Namun Yesus tahu apa yang mereka pikirkan itu dan Yesus akhirnya tetap menyembuhkan orang yang sakit itu. Kita gampang sekali “mencurigai” orang lain ketika orang lain berbuat baik.

Kebaikan itu bisa dimanipulasi sebagai sebuah bentuk perlawanan terhadap “tradisi yang kaku” dan yang lebih pentingkan tradisi dan lupa melakukan kebaikan.

Yesus sendiri tidak pernah mempersalahkan tradisi, tetapi cara orang-orang Farisi memperlakukan tradisi itu dengan begitu banyak aturan tambahan hanya dengan tujuan untuk menjerat orang.

Banyak juga di antara kita yang berpola tingkah laku yang sama seperti orang Farisi itu. Kecenderungan kita adalah hanya untuk mencari-cari kesalahan orang lain dengan mengamat-amati pergerakan orang lain hanya untuk mendapatkan kesalahan mereka.

Kita hanya membuang begitu banyak energi hanya untuk mencari cela dan salah orang lain. Padahal Yesus dalam kisah ini sudah mengingatkan kita untuk berbuat baik dan bukan berbuat jahat pada hari Sabat.

Kita selalu disodorkan untuk memilih berbuat baik atau berbuat jahat. Marilah kita belajar dari Yesus untuk selalu berbuat baik dalam hidup kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Kita semua terpanggil untuk menjadi saksi tentang kebaikan dan kebenaran. Kedua, doa itu penting, tetapi harus bisa diaplikasikan dalam hidup. Ketiga, tetap berbuat baiklah selalu entah baik atau buruk situasinya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved