Lewotobi Erupsi

Penjual Kue Sulit Angsur Utang di Tengah Erupsi Gunung Lewotobi

Ia mengaku jenuh lantaran belum bisa mencari uang seperti yang dilakukan selama ini. Kondisi ini tentu dialami ribuan pengungsi

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di SMPN 1 Wulanggitang, Flores Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Sudah dua pekan, Imelda Bura Noba (50) tak menjual kue keliling kampung untuk mengangsur utangnya ke salah satu koperasi di wilayah Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Biasanya, setiap pagi dan sore, kue buatan warga Dusun Bawalatang, Desa Nawokote itu pasti ludes terjual.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dengan muntahan abu vulkanik dan lava pijar merubah rutinitas ibu enam anak itu.

Imelda terakhir mengangsur utangnya pada tanggal 2 Januari 2024 atau satu hari pasca erupsi besar. Angsuran dengan nominal Rp 100 ribu per minggu itu terjeda hingga hari ini, Minggu, 14 Januari 2024.

Baca juga: Gunung Lewotobi Erupsi, Lima Ribu Warga Mengungsi Sementara Waktu

"Angsur seminggu sekali, sekarang utangnya sudah tunggak satu kali. Untuk sekarang tidak bisa angsur karena belum ada penghasilan," ujarnya di posko SMPN 1 Wulanggitang.

Uang pinjaman ke koperasi mingguan senilai Rp 4 juta itu untuk membangun toilet layak di rumahnya. Angsuran mula-mula lancar karena omset jualan selalu bagus, apa lagi memasuki musim tanam jagung dan padi.

"Pinjam dari bulan November 2023 untuk bangun kami punya kamar mandi dan wc," ungkapnya.

Selain menopang kebutuhan hidup dan uang kiriman suaminya, Ferdinandus Ama Umbu Koba (49) yang merantau ke Kalimantan 13 tahun silam, berjualan kue juga membantu ongkos lima anaknya yang masih sekolah.

Di pengungsian, Imelda hanya bisa duduk dan menanti situasi Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali normal dari statusnya yang masih Level IV (Awas).

"Kadang bapa (suami) telfon tanya kabar. Sudah Natal ketiga kali ini bapa belum ke kampung," katanya.

Ia mengaku jenuh lantaran belum bisa mencari uang seperti yang dilakukan selama ini. Kondisi ini tentu dialami ribuan pengungsi di sejumlah titik pengungsian.

Menurutnya, koperasi tempatnya meminjam uang belum datang mencarinya yang sudah menunggak angsuran Rp 200 ribu atau dua kali tunggakan.

"Mereka belum datang tagih, mudah-mudahan maklumi dulu keadaan kami sekarang ini," tutur perempuan ramah itu.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved