Berita Lembata
LSM Barakat Buat Modul Panduan Sekolah Adat untuk Lestarikan Tradisi dan Budaya Lamalera
diharapkan bisa diterapkan di sekolah lain di Lembata,” katanya saat ditemui di Sekretariat LSM Barakat, Lewoleba
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Barakat telah membuat modul panduan sekolah adat Lamalera yang akan dijadikan bahan ajar dalam sekolah adat di desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata.
Sekolah adat ini akan dilangsungkan selama tiga bulan sejak Januari 2024 dan ditujukan kepada para siswa SD,SMP dan SMA yang ada di Lamalera dan rencannya bisa dikembangkan di sekolah lain di sekitar kampung Lamalera.
Program ini diselenggarakan oleh LSM Barakat dengan dukungan Pertamina Foundation dan BenihBaik.Com.
Direktur LSM Barakat Benediktus Bedil mengatakan modul sekolah adat itu juga disusun bersama lima orang guru di Lembata yang sudah pernah menyusun modul muatan lokal dan sekolah adat.
Baca juga: Kapolres Lembata Vivick Tjangkung Bantah Potong Dana Operasi Mantap Brata Personel
Lima orang guru berpengalaman itu ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata.
Sebelum dipakai, modul itu sudah diulas dalam sebuah lokakarya bersama dengan para tua adat dari Lamalera. Menurut Benediktus, modul yang sudah ada itu belum final. Masih ada sekali lagi pertemuan dengan para tua adat untuk memastikan materi-materi ajar untuk sekolah adat.
“Modul ini memperkenalkan teknologi terbarukan dan diharapkan bisa diterapkan di sekolah lain di Lembata,” katanya saat ditemui di Sekretariat LSM Barakat, Lewoleba, Jumat, 12 Januari 2024.
Dia sangat berharap modul sekolah adat ini bisa membantu generasi muda Lamalera melestarikan pelbagai macam kekayaan budaya dan tradisi di kampung nelayan tradisional tersebut.
Sekolah adat yang diselenggarakan di Lamalera ini akan difasilitasi oleh guru muatan lokal (mulok). Narasumber yang akan mengajar anak-anak adalah para tokoh masyarakat dan tokoh adat di Lamalera, “supaya cerita-cerita, syair-syair dan nilai-nilai budaya itu langsung ditransfer dari para tokoh adat kepada para murid.”
Penanggung Jawab Modul, Sherly Maran menambahkan modul sekolah adat itu membahas 7 bagian besar.
Baca juga: BPS Lembata Rilis Hasil Data Sensus Pertanian, Ini Hasilnya
Pertama, kondisi Kampung Lamalera.
Kedua, sejarah tradisi penangkapan ikan paus.
Ketiga, tradisi penangkapan ikan paus.
Keempat, sastra daerah Lamalera.
Kelima, kerajinan tangan Lamalera.
Keenam, makanan lokal.
Ketujuh, energi terbarukan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.