Berita NTT
Menuju Eliminasi Malaria 2030, UNICEF Dukung Pemprov NTT Kampanyekan Bebas Malaria
Dikatakan Ryan, malaria merupakan masalah bersama bukan hanya di tingkat dinas kesehatan, tetapi di tingkat masyarakat pada umumnya.
Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dalam rangka meraih status eliminasi malaria pada Tahun 2030, UNICEF mendukung program pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau yang disebut Dinkesdukcapil NTT melakukan kampanye bebas malaria.
Kegiatan itu berlangsung di Arena Car Free Day (CFD) Jalan El Tari, Kota Kupang, Sabtu 9 Desember 2023.
Pantauan POS-KUPANG.COM, suasana di arena CFD tampak ramai dengan warga Kota Kupang dan sekitarnya. Selain orang tua, CFD ini juga dipenuhi oleh anak-anak dan kawula muda .
Dalam kegiatan kampanye bebas malaria itu, tampak anak-anak, baik TK maupun SD sangat antusias mengikuti kegiatan mewarnai nyamuk dan bermain ular tangga. Mereka pun kompak mengenakan baju kaos berwarna putih.
Baca juga: Tim Kemenkes RI Lakukan Penilaian Eliminasi Malaria di Kabupaten Belu
Sementara mahasiswa dari Kampus Poltekkes Kemenkes Kupang pun serius membuat larva trap yang terbuat dari botol air mineral merk Aqua berukuran besar. Mereka terlihat kompak mengenakan jas almamater berwarna hijau.
Dokter Vama Chrisna Taolin, MPH selaku Health Specialist mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan UNICEF kepada pemerintah daerah untuk menjadi provinsi yang terbebas dari malaria di tahun 2028.
“Kegiatan ini merupakan keinginan kita untuk Indonesia bisa bebas malaria di tahun 2030, karena NTT melalui Peraturan Gubernur menetapkan rencana untuk eliminaasi malaria NTT tahun 2028,” katanya.
Menurut dr. Vama, untuk bisa tereliminasi dari malaria tidak bisa hanya dikerjakan oleh pihak kesehatan, namun perlu ada kerja sama dan partisipasi dari semua komponen, termasuk masyarakat, karena malaria merupakan penyakit yang mengganggu.
Baca juga: Workshop Penguatan Manajemen Program Malaria bagi Petugas Puskesmas di Malaka NTT
“Jadi, nyamuk malaria ini yang bernama anopheles berada di lingkungan tempat tinggal kita. Dengan demikian pentingnya edukasi terkait pencegahan adanya penyakit malaria, selain melalui sekolah juga melalui kegiatan lainnya,” kata dr. Vama.
Dikatakan dr. Vama, kampanye bebas malaria bisa melalui kegiatan yang dikelola oleh OPD, Universitas, masyarakat, kader dan lainnya.
“Kita mensuport itu karena, UNICEF merupakan salah satu Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mandatnya adalah untuk pemenuhan hak anak untuk sehat, salah satunya sehat dari malaria,” sebutnya.
“Kita menggunakan sarana CFD dalam melakukan kegiatan ini bersama Dinas Kesehatan Provinsi, Universitas dan siapa saja yang punya ide yang baik tentu kita suport , karena di CFD ini menjadi tempat yang tepat karena banyak masyarakat yang ada di sini,” katanya.
Vama menyebut, dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT terdapat 13 kabupaten yang masih belum tereliminasi dari malaria sementara 9 lainnya sudah terbebas dari malaria.
Baca juga: Dinkes NTT Sosialisasi Bahaya Malaria di Wilayah Perbatasan RI - Timor Leste
“Untuk tahun ini ada tambahan dua kabupaten yang bebas malaria yaitu Kabupaten Belu dan Sabu Raijua. Sementara sebelumnya yaitu Kota Kupang, Seluruh Manggarai, Ngada, Nagekeo, dan Ende. Sedangkan 13 kabupaten lainnya masih berjuang untuk bisa bebas malaria,” terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.