Berita Kuliah Umum Poltekkes

Gelar Kuliah Umum Poltekkes Kupang Gandeng Unicef Cegah Wasting di NTT

UNICEF merupakan lembaga PBB yang diberi mandat untuk pemenuhan hak-hak anak dalam tumbuh, kembang pada lingkungan yang terlindungi.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Gerardus Manyela
POS-KUPANG.COM
POSE BERSAMA - Pimpinan UNICEF dan Poltekkes Kemenkes Kupang pose bersama dalam acara kuliah umum pencegahan, deteksi dini dan tata laksana wasting di Provinsi Nusa Tenggara Timur di Aula Cendana Wangi Poltekkes Kemenkes Kupang, Selasa, 5 Desember 2023. 

"Perhatian UNICEF itu adalah pada gizi, kesehatan, baik itu kesehatan ibu maupun kesehatan anak. Pada sanitasi dan air bersih, lingkungan yang terlindungi, pada pendidikan agar anak bisa berkembang dengan baik dan pada perlindungan anak, terlindungi dari ketidakpedulian, kekerasan, atau perlindungan hukum," ujarnya.

UNICEF, katanya, hadir di 190 negara,  termasuk di Indonesia. 1948 atau dua tahun setelah terbentuk, UNICEF hadir di Indonesia untuk menjawab bencana kekeringan yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kala itu, lanjutnya, banyak anak-anak mengalami wasting atau gizi buruk. Kejadian itu menjadi agenda perdana dari UNICEF di Indonesia. Lalu di tahun 1950, UNICEF dan Pemerintah Indonesia baru menjalin kerja sama secara resmi.

Pada tahun 1962, UNICEF masih berkutat pada program utama yakni nutrisi dan gizi atau penanganan gizi anak-anak pada umumnya. Empat tahun berselang atau 1966, UNICEF dan Pemerintah Indonesia melakukan sebuah penandatanganan kerja sama yang digunakan hingga kini.

Baca juga: Anak Putus Sekolah Perlu Penanganan, UNICEF Sebut Perlu Kerja Kolaboratif

"Tahun 1966 ini ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri waktu itu, Bapak Adam Malik," sebut Yudhistira.

Sejak hadir di Indonesia, UNICEF terus berkomitmen untuk membantu pengembangan anak-anak Indonesia. Di Indonesia, UNICEF punya satu kantor utama di Jakarta, dan lima kantor lapangan dengan 160 staf yang bekerja.

Sekitar tahun 1980-an, UNICEF mendirikan satu kantor lapangan di Kupang untuk wilayah kerja NTT dan NTB. Provinsi NTT menjadi fokus UNICEF lewat berbagai program.

Yudhistira menyebut NTT punya tantangan dalam perkembangan anak-anak bila dibandingkan secara nasional. Indeks pembangunan manusia, NTT masih berada jauh dari rata-rata nasional berkisar 70 persen. Sementara NTT masih di angka 65 persen.

Hal itu,  menurut dia, berkaitan dengan ekonomi, usia hidup, pendidikan maupun proporsi penduduk miskin di NTT yang relatif dari rata-rata nasional. Ia mengatakan, stunting di NTT menjadi paling tinggi di Indonesia.

Baca juga: Unicef Dukung ChildFund dan Yayasan Citamadani Gelar Workshop Tangani ATS di NTT

Mamadou Ndiaye, PhD. Chief Nutrition - UNICEF Indonesia dalam kesempatan itu mengaku sangat senang hadir di kesempatan itu. Dia merasa seperti bernostalgia ketika beberapa waktu lalu sempat menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi.

"Sangat menarik dan ingin melihat adik-adik ini sangat termotivasi dan sangat ingin belajar," kata Mamadou, yang disampaikan lewat penerjemahnya.

Mamadou yang hadir sebagai keynote speaker berharap materi yang dia sampaikan bisa menjadi tambahan bagi mahasiswa, dari yang sudah diketahui sebelumnya. Fokus utama materinya mengenai program dan strategi mengenai masalah gizi.

Dia mengawali dengan memperlihatkan kondisi stunting secara nasional. Rata-rata angka stunting di pulau Jawa berada di 20-an persen. Berbeda dengan di Papua yang diatas 30 persen.

Baca juga: Dukung Hasilkan SDM Berkualitas di Bidang Kesehatan, Poltekkes Bakti Sumba Buka Pendaftaran

Wasting dan stunting, kata dia, merupakan masalah di Indonesia. Masalah lain adalah mengenai obesitas balita yang ikut menimpa pada berbagai kategori umur.  "Selain ini juga ada masalah kekurangan gizi mikro," katanya.

Dari situ, kata Mamadou,  Indonesia punya tiga beban masalah gizi. Mamadou menerangkan masalah stunting di Indonesia ada hingga wasting maupun obesitas menunjukkan besarnya masalah gizi di Indonesia. (*)

Ikuti Berita Pos-Kupang.com Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved