Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 24 November 2023, Sarang penyamun!
Sarang penyamun berarti juga sarang tempat para penjahat berkumpul untuk melakukan kejahatan
Menjadikannya kembali tempat untuk berdoa dan memuji Tuhan lewat doa-doa dan korban persembahan kepada Tuhan. Para musuh telah menajiskan bait Allah itu dan telah ditahirkan kembali sebagaimana layaknya sebuah bait Allah.
Seperti Matatias bersama anak-anaknya yang mentahirkan kembali bait suci, Yesus pun mentahirkan kembali bait suci Yerusalem dari semua pedagang yang menjadikan bait suci sebagai tempat untuk berdagang dengan praktek-praktek kotor.
Mereka tidak hanya berdagang tetapi di dalamnya ada begitu banyak praktek-praktek kotor yang dilakukan oleh para pedagang bekerja sama dengan para petugas bait Allah itu untuk mendapatkan keuntungan.
Sebagai contoh, mereka menaikan harga bahan-bahan persembahan yang akan dipersembahkan kepada Tuhan dan para peziarah yang datang ke bait suci untuk mempersembahkan persembahan itu mau tidak mau harus membeli karena memang tujuan mereka ke bait suci adalah untuk berdoa dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Lebih buruk lagi, para imam dan petugas bait Allah itu bekerja sama dengan para pedangang itu untuk mendapatkan keuntungan dan mendapatkan prosentasi keuntungan dari para pedagang-pedagang itu.
Dan masih begitu banyak praktek-praktek kotor lainnya seperti pertukaran nilai mata uang yang ada.
Mereka menaikan semua harga kurs mata uang dari beberapa mata uang hanya untuk kepentingan mereka dan selalu bekerja sama dengan para petugas bait Allah dan para imam yang bertugas di bait Allah.
Praktek-praktek kotor dan kolusi semacam ini juga terjadi sampai juga dengan kita yang sekarang. Entah di bidang pemerintahan, kerja-kerja sosial, badan-badan usaha negara atau swasta, atau dalam gereja masih saja juga ada praktek-praktek semacam ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 22 November 2023, Mempertanggungjawabkan Iman Kekatolikanku
Dan kita tidak bisa hindari lagi karena sudah berakar pinang sejak negara ini ada. Dari hal yang paling sederhana sampai paling tinggi tetap ada praktek semacam ini.
Lalu Yesus menjadi marah dan mengusir para pedagang di bait Allah itu karena telah menjadikan rumah doa itu sebagai sarang penyamun.
Kita juga atas cara yang sama telah membuat bait Allah hati kita tempat Tuhan tinggal itu sebagai sarang penyamun untuk melakukan kejahatan dalam hidup kita. Kita menjadikan hati dan diri kita sebagai sarang penyamun.
Mari kita belajar untuk mentahirkan hati dan diri kita agar kita layak menjadi rumah kediaman Allah.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: dengan permandian, Roh Kudus telah menjadikan hati dan diri kita adalah kenisah Allah. Kedua, hati dan diri kita adalah tempat doa, dan bukan sarang penyamun. Ketiga, Tuhan menciptakan kita sangat baik adanya, tetapi kita sendirilah yang merusakkan citra Allah itu praktek-praktek kejahatan.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.