Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 3 November 2023 : Mengamat-amati Dia
Orang merasa diri sombong dan menganggap orang lain lebih rendah biasanya bertingkah laku tidak baik hanya untuk mencari kesalahan orang lain
Dan saat di mana mereka sedang mengamati Yesus akan semua yang mau dilakukan, tiba-tiba seorang yang sakit busung air datang dan berdiri di hadapan Yesus.
Ini menjadi kesempatan bagi mereka orang Farisi untuk bisa menemukan kesalahan Yesus pada hari Sabat karena melakukan kegiatan pada hari Sabat. Dan Yesus jelas tahu apa yang dilakukan orang-orang Farisi itu.
Maka berhadapan dengan orang yang sakit itu Yesus bertanya kepada ahli Taurat: “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?”
Pertanyaan Yesus kepada ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang dari tadi mengamat-amati Yesus langsung menjadi sebuah pukulan hebat untuk mereka karena mereka tidak menyangka pertanyaan itu ditujukan kepada mereka maka reaksi mereka adalah mereka semua diam saja.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 2 November 2023 : Percaya Kepada-Nya akan Beroleh Hidup Kekal
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 1 November 2023 : Ikut Teladan Orang Kudus
Mereka tak mampu menjawab itu karena mereka pernah dibungkam oleh Yesus dengan kasus penyembuhan orang pada hari Sabat. Maka Yesus akhirnya menyembuhkan orang sakit itu.
Sesudah menyembuhkan orang sakit itu, Yesus mengajarkan kepada orang Farisi dan ahli Taurat: “Siapakah di antara kalian yang anak atau lembunya terperosok ke dalam sumur, tidak segera menarik ke luar meskipun pada hari Sabat?”
Pengajaran ini sekaligus membuat mereka menjadi tidak berdaya sama sekali karena mereka pun sering melakukannya. Yesus pada kesempatan hari ini mengajarkan kita untuk lebih menaruh perhatian kepada belas kasihan dan bukan aturan.
Kita kadang atau bahkan sering hanya urus perhatikan orang lain atau mengamati orang lain untuk mencari-cari kesalahan dan menjadikan itu buah bibir atau gosipan murahan di kalangan mereka.
Kita cenderung lebih memperhatikan orang lain dari pada diri dan keluarga kita atau lingkungan kita sendiri karena kita selalu dipengaruhi ego diri sendiri. Mari kita belajar dari Yesus untuk lebih menaruh belas kasihan dari pada hanya duduk perhatikan hidup orang lain dan gosip.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita semua dipanggil menjadi saksi kebenaran akan Yesus. Kedua, menjadi saksi berarti siap mewartakan kebenaran dan damai sejahtera. Ketiga, menjadi saksi harus dimulai dari diri sendiri yaitu dengan pola hidup yang benar dan bukan memperhatikan hidup orang lain hanya untuk memenuhi kebutuhan ego kita sendiri.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.