Berita NTT

Musim Kemarau, Dinas Pertanian NTT Sebut 300-an Hektare Lahan di NTT Terancam Kekeringan 

Hal tersebut disebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli, S.TP, Rabu 1 November 2023 di Kupang. 

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli, S.TP 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT menyebut 300-an hektare lahan di NTT terancam kekeringan.

Hal tersebut disebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Lecky Frederich Koli, S.TP, Rabu 1 November 2023 di Kupang. 

"Kekeringan biasa terjadi di NTT. Urusan kekeringan memang ada dampaknya. Kemarin itu ada laporan yang masuk ada sekitar 300-an hektare terancam kekeringan," kata Lecky Frederich Koli, S.TP di ruang kerjanya, Rabu 1 November 2023.

Baca juga: NTT Memilih, KPU Kabupaten Kupang Terima Logistis Pemilu

Lecky mengatakan, ancaman itu diselamatkan dengan cara gerakan penanganan dampak perubahan iklim kekeringan yaitu di Kabupaten Kupang, Desa Tanah Putih terdapat dua kelompok yang sawahnya terancam kering sekitar 20 hektare.

"Kita bantu pompa air dengan bahan bakar (solar) agar mereka bisa airi kembali sawah mereka," katanya.

Selain Kabupaten Kupang, kata Lecky, di Kabupaten Lembata juga sekitar 5 hektare. Itu pun telah diintervensi dan diharapkan bisa diselamatkan.

Lecky menyebutkan, terdapat sekitar 33 hektare lahan yang mengalami gagal panen lagi akibat terlambat menyampaikan laporan dan memang karena sumber daya air terbatas sehingga menyebabkan gagal panen.

Baca juga: Pesparani Nasional III, NTT Juara Satu Cerdas Cermat Rohani Remaja

"Terhadap antisipasi kita di NTT, kita siapkan program benih holtikuktura sayur-sayuran, bantuan bibit jagung dan kacang hijau untuk mereka yang terdampak kekeringan, sehingga ada penanganan dan tidak mendatangkan malapetaka lebih besar," tuturnya.

Adapun beberapa Kabupaten/Kota yang mengalami siaga darurat kekeringan yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang,  Belu, Alor, Ende, Lembata, TTU, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Flores Timur dan Sumba Barat.

Lecky menyampaikan, untuk kondisi tanaman di NTT sampai dengan kondisi sekarang yang sudah panen sekitar 500 hektare lebih.

"Itu sama dengan sekitar 250 ribu ton beras, tambah dengan cadangan beras pemerintah sekitar 300-an lebih ton, baik yang ada di masyarakat maupun pemerintah," sebutnya.

Baca juga: PDIP NTT Minta Libatkan Pers Sebagai Pilar Demokrasi Jamin Hak Pilih Warga

Kemudian, kata Lecky, berkaitan dengan kekeringan dan fluktuasi harga beras, dari sisi ketersediaan, NTT masih bertahan sampai 4 atau 5 bulan ke depan atau sampai pada musim panen berikutnya.

"Ada penambahan importasi dari bulog untuk memperkuat cadangan beras kita dan untuk menolong kondisi pangan kita agar tetap tersedia. Beras untuk pemerintah 250 ton, dan per masing-masing Kabupaten/Kota 150 ton," ungkapnya.

Terancamnya gagal panen Kupang Timur 28 hektare tambah 8 hektar akibat ketersediaan air terbatas dan laporan yang lama.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved