Editorial

EDITOR: Mencari Sinyal Saat ANBK

SETIAP tahun keluhan dari berbagai sekolah di NTT selalu terjadi. Keluhan tersebut semakin nyaring ketika para siswa mengikuti ANBK

POS-KUPANG.COM/HO
SISWA - Enam siswa SDN Molekelisamba saat menumpang mobil sewaan untuk pergi ke SDI Iliwodo 1 guna mengikuti ujian ANBK pada tanggal 22-23 September 2025 lalu. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - SETIAP tahun keluhan dari berbagai sekolah di NTT selalu terjadi. Keluhan tersebut semakin nyaring ketika para siswa mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK. 

Pos Kupang hampir setiap tahun memberitakan masalah ini. Banyak kisah Siswa-siswi terpaksa menumpang di rumah guru atau warga uang sinyal internetnya kuat. Mereka tidak bisa mengikuti ANBK di sekolah karena sinyal intenetnya tidak ada atau sangat lemah.

Kali ini keluhan serupa terjadi dialami 15 siswa SDK Riangbaring yang mengikuti ANBK pada, Selasa (23/9) Mereka mengalami kesulitan jaringan internet saat hendak mengikuti ANBK. 

Akhirnya mereka menumpang mobil dari Desa Riangbaring, Kecamatan Ile Bura menuju Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Perjalanan sejauh lima kilometer dengan medan ekstrem, penuh tikungan tajam, aspal rusak, hingga tanjakan curam harus mereka lewati.

Baca juga: EDITORIAL: Geliat Positif Tinju NTT

Ternyata tidak hanya di Flotim. Hal yang lebih ironis terjadi di Kabupaten Ende tepatnya dialami enam siswa-siswi SDN Molekelisamba, Desa Mole, Kecamatan Ndori. Enam siswa kelas V terpaksa menumpang ujian di sekolah tetangga karena jaringan internet di sekolah mereka sangat lemah. 

Padahal sebuah tower Base Transceiver Station (BTS) berdiri dengan megahnya dan telah dibangun pemerintah beberapa tahun lalu. BTS tersebut hanya berjarak sekitar 50 meter dari sekolah mereka. Artinya kehadiran BTS tersebut tidak memberikan manfaat nyata untuk masyarakat di sekitar BTS dibangun.

Menurut Ketua Komite SDN Molekelisamba, Ustad Hasan, kondisi ini sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir. Ia menyayangkan keberadaan tower BTS yang seolah tak memberi dampak apa-apa.

“Jarak tower dengan sekolah ini kurang lebih 50 meter di belakang sekolah, tapi tidak berfungsi dengan baik.

Kadang sinyalnya baik, kadang hilang total. Tower itu sepertinya hanya untuk penghias saja. Kita juga bingung, mau mengadu ke mana lagi,” ujar Ustad Hasan.

Baca juga: EDITORIAL: Jangan Masuk Angin 

Apa yang dialami siswa di dua sekolah tersebut merupakan gambaran yang dialami sebagian besar warga Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kejadian seperti bukan baru terjadi tetapi sudah dikeluhkan dari tahun ke tahun. 

Namun masalah tersebut sepertinya tidak diperhatikan secara serius oleh pemerintah. Bahkan di tingkat daerah melempar masalah tersebut ke tingkat provinsi dan pemerintah provinsi juga melempar masalah tersebut di tingkat pusat.

Kita berharap saling melempar tanggung jawab seperti ini harus dihentikan. Mari kita sama-sama mengatasi masalah yang dialami anak-anak kita. Aparat pemerintah harus betul-betul hadir untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyatnya. 

UJIAN ANBK - Enam siswa SDN Molekelisamba saat mengikuti ujian ANBK di SDI Iliwodo 1 yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari sekolah mereka
UJIAN ANBK - Enam siswa SDN Molekelisamba saat mengikuti ujian ANBK di SDI Iliwodo 1 yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari sekolah mereka (POS-KUPANG.COM/HO)

Kita sangat berharap pemerintah cepat merespon keluhan tersebut. Jangan biarkan anak-anak kita dari tahun ke tahun mengeluhkan hal yang sama. 

Di tangan Gubernur Melki Laka Lena dan para Kepala Daerah ini diharapkan masalah ini dituntaskan dan tidak lagi terjadi tahun berikutnya. Sebab, para kepala daerah beberapa waktu lalu telah melakukan safari ke sejumah kementerian lembaga di Jakarta untuk membangun jejaring.

Dengan jejarin g yang sudah dibangun tersebut kita menaruh betul persoalan miskin jaringan internet ini dapat dituntaskan. Kita akan terus memantau apakah persoalan ini akan kembali terjadi pada tahun berikutnya atau tidak.

Jika masih terjadi artinya memberi kabar kepada warga yang mengalami kesulitan akese internet bahwa membangun jejaring yang dilakukan kemarin minim manfaat. Selain itu kita bisa katakan bahwa masalah jaringan internet ini tidak menjadi prioritas dari pemerintah. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved