Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 30 Oktober 2023 : Orang Munafik

Bicara di depan manis tapi di belakang buat lain. Sikap ini menjadi salah satu sifat yang dapat menghinggapi siapa saja termasuk kita.

Editor: Edi Hayong
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul : Orang Munafik. 

Karena dia selalu merasa diri sebagai orang yang menaati perintah Tuhan untuk selalu menguduskan hari Sabat bagi Tuhan sebagai satu perintah Tuhan yang tidak boleh dilanggar. Hari Sabat itu hari kudus Tuhan maka tidak boleh bekerja pada hari Sabat.

Kepala rumah ibadat itu memberi pengumuman itu hanya sebagai tanda agar semua orang tahu bahwa dia dan teman-teman mereka orang Farisi dan Ahli Taurat itu adalah orang-orang yang sangat menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam Hukum Taurat dengan begitu banyak detail yang harus dilakukan.

Dengan memberi pengumuman itu, ia juga sedang menyindir Yesus yang menyembuhkan orang pada hari Sabat itu. Maka Yesus pun menjawab dia: “Hai orang-orang munafik, bukankan kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum?

Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dan ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?”

Jawaban Yesus sekaligus membantah kritikan kepala rumah ibadat itu sekaligus membuka kedok mereka sebagai orang munafik yang selalu merasa selalu benar dan sok suci di hadapan semua orang tetapi di belakang mereka juga melanggar aturan hari Sabat itu sendiri yakni membawa ternak mereka keluar untuk minum.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Oktober 2023, Janganlah Kamu Tindas Janda dan Anak Yatim

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 28 Oktober 2023, Hidup Menurut Roh

Yesus membongkar kemunafikan mereka agar diketahui oleh banyak orang yang selama ini melihat mereka sebagai orang yang saleh karena sebagai penjaga hukum Taurat tetapi dalam praktek mereka juga melanggar aturan yang telah ada selama ini dalam hukum Taurat.

Mereka juga seringkali menambah aturan-aturan baru untuk menjebak orang atau menjadikan beban bagi orang lain tetapi mereka sendiri tidak melakukannya karena mereka mau mendapat keuntungan dari aturan yang mereka buat.

Bagi Paulus, kita terjebak dalam kuasa dosa. Kita juga kadang atau bahkan seringkali seperti kepala rumah ibadat yang bersifat munafik. Kita sangat menekankan aturan dan hukum-hukum tetapi tetap saja ada korupsi di sana, tetap saja ada penyalahgunaan kekuasaan dan jabatan.

Kita lupa untuk berbuat kasih kepada orang lain dan lebih mementingkan diri, keluarga dan kelompok kita sendiri dan orang lain dianggap musuh.

Mari kita belajar untuk menjadi tulus dan selalu menaruh belaskasihan dan cinta di atas ego diri kita sehingga kita tidak terjebak dalam kuasa dosa dan menjadi munafik.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: Hukum atau aturan itu membantu kita untuk hidup baik tetapi jangan membuat hukum sebagai raja Kedua, belaskasihan dan cinta selalu menjadi utama agar kita tidak terjebak dalam egoisme diri. Ketiga, berbuat baiklah selalu kapan dan di mana pun karena kita dikuasai oleh Roh Tuhan sendiri.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved