Puncak HUT ke-73, IDI Cabang Kupang Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis bagi Ratusan Warga

Ketua majelis GMIT Haumeni Nisum, Pdt Dessy Pandie-Kay menyatakan kalau layanan kesehatan dari IDI Kupang semua dalam kendali Tuhan.

Baca juga: Ketua IDI NTT Akui Kebutuhan Dokter Spesialis di NTT Masih Minim

Ia tidak menyangka ada pengobatan gratis dari IDI cabang Kupang dalam rangka HUT IDI bagi warga di wilayah Kecamatan Nekamese.

Ia mengajak seluruh warga jemaat dan juga warga sekitar untuk memanfaatkan layanan kesehatan dengan baik karena merupakan kesempatan langka dan berharga.

"Semua karena rencana Tuhan sehingga gereja dipakai untuk pelayanan kesehatan oleh IDI Kupang," tandasnya.
Pendeta Dessy menyebutkan bahwa biasanya layanan dokter spesialis biaya mahal.

Namun layanan kesehatan gratis ini diakui sebagai cara Tuhan menolong warga melalui IDI Kupang sehingga warga dilayani secara gratis.

Baca juga: IDI NTT Minta Red MEDEVAC Tetap Kedepankan Kemanusiaan

"Kami tidak bisa membalas semua ini. Kami hanya punya doa mendoakan pelayanan kesehatan yang dilakukan IDI cabang Kupang sehingga pelayanan yang juga bagi jemaat tetangga dan warga sekitar diberkati Tuhan dan para dokter yang sudah memberi diri juga selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa," ujarnya.

Baksos pengobatan kesehatan gratis dari IDI melayani kesehatan yang ditangani dokter umum, dokter spesialis kandungan, dokter bedah, dokter mata dan dokter spesialis lainnya. Agar tertib dan teratur maka pelayanan kesehatan dilakukan dengan sistem kupon.

Warga yang mendapatkan kupon mendapat layanan kesehatan sesuai keluhan dan mendapatkan bingkisan dari IDI Kupang.

Sejumlah warga juga antusias menyambut layanan kesehatan yang dilayani puluhan dokter dan tenaga medis.
Elfitnes Muskanan (50), warga penderita sakit stroke ringan merasa terbantu dengan layanan kesehatan.

"Saya sudah lama sakit stroke dan selama ini hanya rawat rumah. Saya bersyukur karena ada dokter ahli dan saya bisa konsultasi dan dapat obat. Dokter juga periksa saja dengan baik," ujar Elfitnes yang didampingi istrinya.
Selama beberapa tahun belakangan, ia beraktivitas dengan alat bantu untuk memudahkan ia berjalan.
Sementara

Baca juga: Pengurus Besar IDI: Pita Hitam untuk Dokter Mawartih Susanti, Meninggal Tidak Wajar

Sifrak Bani (21), mahasiswi semester III Undarma memeriksakan kesehatan karena ada keluhan berupa benjolan di bagian belakang.

Sifrak mengaku kalau benjolan tumbuh sejak usia dua bulan. Namun saat mulai masuk SMP, benjolan tersebut sering sakit.

Karena belum ada biaya, ia dan orang tuanya belum intens memeriksakan kesehatannya.
Kesempatan layanan kesehatan gratis dari IDI ini dimanfaatkan Sifrak untuk melakukan kesehatan gratis.
Dokter ahli menyarankan dan merekomendasikan agar Sifrak memeriksa lanjut terkait benjolan.

"Saya dapat obat dan diminta untuk rujuk lanjutan. Bersyukur sekali ada kesempatan ini jadi saya bisa dapat informasi terkait keluhan yang selama ini saya rasakan," ujarnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lain di GOOGLE NEWS