Berita Kabupaten Kupang

Kelompok Pelestari Penyu Cemara di Kabupaten Kupang, Awalnya Konsumsi Penyu Kini Lestarikan Penyu

Dengan sukarela tanpa dukungan biaya mereka yang awalnya merupakan pengkonsumsi daging dan telur penyu kini menjadi mentor dalam konservasi penyu

POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
Tukik jenis Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) yang berhasil ditetaskan Kelompok Pelestari Penyu Cemara Kelapa Tinggi Kupang. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Belasan warga yang tergabung dalam Kelompok Konservasi Penyu Cemara dari Dusun Kelapa Tinggi Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ikrarkan diri mereka sebagai pelestari penyu.

Kelompok ini awalnya pada tahun 2022 dibentuk dengan nama kelompok Konservasi Penyu Sue Lain atau Saya Sayang Tuhan. Berjalannya waktu dengan dinamika kelompok yang ada, kelompok berubah nama menjadi Kelompok Konservasi Penyu Cemara.

Dengan sukarela tanpa dukungan biaya mereka yang awalnya merupakan pengkonsumsi daging dan telur penyu kini menjadi mentor dalam konservasi penyu di Desa Mata Air.

Baca juga: Ombudsman Temukan Meja Layanan Asuransi Jasa Raharja Putra di dalam Loket Samsat Kabupaten Kupang

Meskipun secara swadaya namun ribuan telur penyu yang berhasil mereka selamatakan telah menetas dan dilepas ke laut.

Terbaru, pada puncak Hari Maritim Nasional ke 59 pada Kamis 12 Oktober 2023 kemarin sebanyak 555 anak penyu atau tukik yang telah mereka tetaskan dan sudah berusia 1 bulan telah dilepasliarkan ke lautan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Kementerian LHK Prof. Satyawan Pudyatmoko.

Pelepasan tersebut terhitung sejak mereka mulai melakukan konservasi sudah 6 kali pelepasliaran dengan jumlah tukik sebanyak 2812 dari yang berhasil ditetaskan sebanyak 4451 tukik.

Salah satu anggota pelestari penyu Cemara Ita Adu, Kamis 12 Oktober 2023 mengungkapkan sejak tahun 2020 waktu mereka mulai beralih menjadi peleatari penyu baru tiga jenis penyu yang terlihat dan mendarat di pantai kelapa tinggi untuk bertelur yakni penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dan juga penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

Baca juga: Arsip di Kabupaten Kupang Menumpuk, Tak Ada Anggaran Lakukan Retensi Arsip

Konservasi yang mereka lakukan ini dibuat secara swadaya tanpa dukungan dana pada awalnya. Berbekal dampingan dari BBKSDAE Kupang pada tahun 2020 mereka mulai melakukan patroli pendaratan, penetasan dan juga pelepasliaran penyu.

Bersama tim RKW Kupang memanfaatkan bambu-bambu sisa dan bahan alamn untuk pembuatan demplot sederhana yang kini telah mendapat bantuan dan dibangun demplot yang cukup layak.

Usaha kemanusiaan ini bukan tanpa tantangan, beberapa waktu lalu demplot mereka dirusak orang tal dikenal demgam cara dibakar.

Akibatnya sekitar 500 lebih tukik yang berusia 1 sampai 3 bulan mati akibat kepanasan dipanggang api. Hal itu juga telah mereka laporkan ke Polisi dan mendapat atensi saat kunjungan Dirjen KSDAE kemarin.

Baca juga: Putaran Uang Hasil Perkebunan Mete di Kabupaten Kupang Miliaran Rupiah per Tahun

Tempat pendaratan penyu di Kelapa Tinggi ini masuk dalam kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang yang merupakan Kawasan Konservasi yang terbentang dari Namosain hingga Sulamu

Luasan kawasan ini 63.881,79 Ha berdasarkan SK Menhut No SK.3911/MENHUT-VIKUHI2014 tanggal 14 Mei 2014.

TWAL Teluk Kupang memiliki potensi yang cukup banyak, baik potensi terumbu karang sebagai sumber bioprospecting, pisces, mamalia, reptile, aves.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved